77 Tahun Perjalanan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Dalam Pasang Surut Kepemimpinan

banner iklan 468x60
Foto ilustrasi lukisan karya Sohieb Toyaroja

Kemerdekaan merupakan impian sebuah individu dan skala yang lebih besar adalah sebuah bangsa. Menurut Bahar Rifai (2008 :15), merdeka merupakan tujuan perjuangan untuk lepas dari belenggu penjajahan bangsa lain. Perjuangan kemerdekaan bangsa bekas jajahan Hindia Belanda mencapai puncaknya dalam momentum Proklamasi Kemerdekaan  17 Agustus 1945 yang melahirkan negara baru bernama Indonesia

Dalam sebuah negara merdeka yang sudah terbebas dari belenggu, kekuasaan dan aturan penjajah, dapat dibagi menjadi dua hal. Yaitu merdeka tanpa syarat dan merdeka bersyarat.

Merdeka Tanpa Syarat adalah kemerdekaan secara mutlak (penuh) dan tidak dibatasi oleh syarat atau aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh negara bekas penjajahnya. Merdeka tanpa syarat biasanya diperoleh dari perjuangan bangsa itu sendiri dan bukan pemberian dari penjajah maupun pemberian negara lain.

Adapun merdeka bersyarat didefinisikan  kemerdekaan yang masih dibatasi oleh syarat dan aturan-aturan tertentu dari negara bekas penjajahnya. Dalam istilah perjuangan dikenal dengan Hadiah Kemerdekaan. Negara baru yang “dimerdekakan”  bebas menentukan, memutuskan, ataupun melakukan apa saja asalkan tidak melanggar aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh negara bekas penjajahnya tersebut. Mereka bisa merdeka atas hasil perundingan yang dilakukan sebelumnya. Negara yang memperoleh kemerdekaan bersyarat cenderung didikte, namun sebagai konsekwensinya jika ada gangguan permasalahan keamanan antar negara yang muncul, negara bekas penjajahnya akan turun tangan untuk membantu.

Indonesia pada Proklamasi 17 Agustus 1945 menjadi salah satu negara yang berstatus merdeka tanpa syarat. Bukan hadiah kemerdekaan dari Belanda atau Jepang sebagai negara kolonia terakhir. Pada usia  77 tahun proklamasi kemerdekaan, catatan sejarah kejayaan bangsa lebih dari itu. Kita pernah menjadi bangsa super power di masanya. Bangsa di kerajaan Majapahit dan Sriwijaya tercatat menjadi penguasa Asia dengan kebesaran armada perang dan perdagangannya. Kedatangan penjajah dari Eropa dengan segala tipu dayanya tanpa sadar mengambil alih kekuasaan dari tangan raja-raja. Politik adu domba penjajah telah mengakibatkan kekuasaan raja-raja menjadi jongos di tanahnya sendiri.

Dalam sebuah pidatonya, Bung Karno menyatakan Proklamasi adalah jembatan emas, bukan akhir perjuangan. Hanya sekedar jembatan transisi dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka. Setelah merdeka hal terberat saat berkewajiban mengisi kemerdekaan sekaligus mempertahankanya. Perjalanan kemerdekaan selama lebih 7 dasa warsa menghasilkan 7 sosok pemimpin dengan berbagai karakteristik dan persoalan yang dihadapinya. Arah perjalanan bangsa yang ditentukan konsep bernegara pemimpinnya menyimpan pasang surut yang menjadi pelajaran berharga bagi anak cucu kita.

1.Dr. Ir. H. Soekarno

Presiden Soekarno putra dari pasangan Ida Ayu Nyoman Rai dan Raden Soekemi Susrodiharjo merupakan seorang ahli diplomasi dan orator yang mampu meredam perbedaan rakyat Indonesia. Dengan keahliannya tersebut mampu membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan dengan visi nasionalisme dan kemandirian bangsa. Sebagai seorang orator ulung, Presiden Soekarno mampu membangkitkan semangat jutaan rakyat saat berdiri di atas podium. Tidak hanya Indonesia, dunia mengakui kehebatan Soekarno saat berpidato.

Karakter dan Gaya Kepemimpinan

Berani, tegas, cerdas, kharismatik, bijaksana dan berkepala dingin. Sangat percaya diri dan tidak mau berkompromi dengan kekuatan kolonialisme dalam bentuk apapun. Soekarno dikenal memiliki 4 hal prinsip terkait kepemimpinan. Yaitu Moral, Ideologi, Konsistensi dan Fanatisme. Keempat pilar itulah yang menjadi kunci kedaulatan seorang pemimpin.

  1. Jendral TNI. HM. Soeharto

Presiden Soeharto merupakan presiden dengan masa jabatan terpanjang dalam sejarah kepemimpinan di Indonesia. 32 tahun masa kekuasaan Presiden Soeharto disebut dengan orde baru hasil transisi orde lama dari kepemimpinan Presiden Soekarno. Kepemimpinanya Soeharto menjadi desain  antitesa dari pemimpin sebelumnya.  Kebijakan De-Soekarnoisasi, Pro Amerika, semi diktator dan sentralistik kekuasaan menjadikan Soeharto bertahan lebih seperempat abad dengah meninggalkan warisan persoalan besar bagi anak cucu.

Karakter dan Gaya Kepemimpinan

Soeharto terkenal sangat detail , mempunyai target visi misi dan ambisi. Mahir dalam Strategi tanpa banyak bicara, murah senyum dan berwibawa. Gaya kepemimpinan gabungan dari Proaktif-Ekstraktif dan Adaptif-Antisipatif, Otoriter, Diktaktor dan Fasis.

  1. Prof.Dr.Ing. B. J. Habibie

Presiden ke-3 Indonesia merupakan Wakil Presiden saat itu yang diangkat oleh MPR karena adanya gelombang Reformasi menumbangkan rezim Orde baru. Nama awal BJ yang mempunyai kepanjangan Bacharuddin Jusuf. BJ Habibie mempunyai keahlian bidang tehnologi mesin dan desain pesawat. Salah satu dari 5 sosok jenius yang pernah ada di dunia.

Karakter dan Gaya Kepemimpinan

Seorang ilmuwan jenius, akrab dalam bergaul, sangat detail. Pengambilan keputusan dinilai masih labil karena tidak mempunyai analisa politik. Dikenal sabar, penyayang keluarga, renponsif dalam perubahan untuk kebaikan bangsa. Habibie memiliki gaya kepemimpinan Dedikatif- Fasilitatif. Kepemimpinan yang Demokratik dan cenderung sangat liberal, pengaruh dari system pendidikan Eropa. Habibie yang juga dikenal akrab dengan wartawan selalum mengambil keputusan dengan hati nurani.

  1. K.H. Abdurrahman Wahid

Abdurrachman Wahid ( Gus Dur) cucu dari Tokoh besar dan pendiri NU KH. Hasyim Ashari lahir di Jombang, 7 September 1940. Gus Dur membawa paham pluralisme yang mempunyai arti menghargai adanya perbedaan di Indonesia yang meliputi suku, ras, gender, dan agama.

Karakter dan Gaya Kepemimpinan

Cerdas, agamis berlatar belakang pesantren. Menyukai ketentraman dan ketertiban. Humanis dan sederhana dengan menjunjung tinggi plurarisme  meskipun dalam beberapa hal pemikirannya serta sulit ditebak. Gus Dur memiliki gaya kepemimpinan Responsif-Akomodatif dan dinilai terlalu memihak kepada para kyai  dan golongan minoritas.

  1. Megawati Soekarnoputri

Anak kedua dari Soekarno dengan nama lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarno Putri lahir  23 januari 1947 ini menjabat pada 2001 — 2004 dan menjadi satu-satunya presiden perempuan hingga saat ini.

Karakter dan Gaya Kepemimpinan

Telalu lama dalam mengambil keputusan efek dari kegaduhan yang menjadikannya seorang Presiden meneruskan Gus Dur yang dilengserkan MPR. Megawati memiliki ketenangan emosional meski terkadangkKurang acuh dalam persoalan. Pribadi yang cenderung tertutup dan sangat menjaga gengsii dan imej. Memiliki gaya kepemimpinan budaya ketimuran yang cenderung lebih banyak menyampaikan uneg-uneg daripada solusi. Nyaris tidak menyentuk visi dan misinya karena singkatnya waktu masa pemerintahannya. Megawati dikenal anti kekerasan namun sikap demokratisnya terlalu banyak dipengaruhi oleh orang yang berada di sekelilingnya.

  1. Letnan Jendral Susilo Bambang yudhoyono

Susilo Bambang Yudhoyono Jendral kelahiran Pacitan 9 September 1949  merupakan presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat pada tahun 2004 dengan menerapkan strategi playing victim yang merasa terdzolimi untuk meraup dukungan rakyat.

Karakter dan Gaya Kepemimpinan

Ramah, cerdas, santun, apik dalam hal berbusana ( fashionable), lembut dan penuh dengan pemikiran retorika yang berdampak menjadi  peragu. Sosok SBY yang demokratis ini menghargai pendapat dengan  analisis strateginya sangat tinggi. Stabilitas politik terjaga dan kehidupan demokrasi makin berkembang namun kurang tegas urusan lingkaran oligarki yang menghasilkan banyak permasalahan korupsi akibat kesalahan tata kelola para pembantunya.

  1. Ir. H. Joko Widodo

Joko Widodo Pria kelahiran 21 Juni 1961 dari pasangan Hj. Sudjatmi dan Widjatno Notomiharjo. Lebih akrab dengan sebutan Jokowi ini merupakan presiden yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Walikota Solo dan Gubernur Jakarta . Jokowi mendapat julukan ‘Obama dari Jakarta’ dari media asing karena perawakannya yang mirip dengan mantan presiden Amerika Serikat yaitu Barrack Obama yang kurus dan tinggi semampai. Tidak pandang bulu, pro rakyat kecil, sederhana, tegas dan konsisten.  Sulit untuk ditebak strategi kebijakannya. Jokowo yang sering melakukan lompatan-lompatan keputusan yang membuat banyak orang kagum.

Karakter dan Gaya Kepemimpinan

Dengan basic seorang pengusaha, Jokowi berjasa dalam pembangunan pemerataan infrastruktur dan transparansi serta birokrasi. Berbagai kemudahan birokrasi disusun sebagai upaya percepatan laju pembangunan. Jokowi yang terkenal tidak berbelit-belit, bahkan keputusan penting bisa dilakukan secara online. Dari gaya kepimipinan pekerja dan pejuang inilah banyak menimbulkan kelompok oposan yang mengalami kekhawatiran terganggu masa depan bisnisnya.

Dari pengertian kemerdekaan di atas dan paparan tujuh karakter kepimimpinan yang ada, sebagai bangsa Indonesia yang taat undang- undang bahwa jabatan Presiden dibatasi hanya dua periode. Siapakah penerusnya, menjadi tugas utama kita memilih pemimpin yang bukan antitesa dari Jokowi. Bangsa ini tidak pernah kekurangan stok leadership. Pemimpin berikutnya secara ideal mempersyaratkan usia muda, cerdas, visioner, mempunyai jiwa inovativ enterprunership dan tegas untuk kepentingan bangsa yang mampu membumikan dan mengimplementasikan Pancasila dan UUD 1945.

Dari sekian banyak calon pemimpin nasional yang sudah mulai mensosialisasikan diri, sebagian besar memiliki catatan kelam masa lalu. Namun waktu dan masyarakat Indonesia sendiri yang akan menilai demi mendapatkan pemimpin yang mampu menerbangkan bangsa ini kembali pada kejayaan Nusantara

“Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujukdanya” ( Ir. Soekarno).

Penulis : Heru Subiyantoro

Bumi Majapahit Agustus 2022

banner 120x600

Tinggalkan Balasan