Erick Thohir: Saya Tidak Butuh Direksi Pintar

Sosok Nasionalis

banner iklan 468x60

BUMN sebagai “unit usaha” milik negara menjadi benalu, sudah menjadi rahasia umum. Bisnis plat merah yang sebagian “memonopoli” kebutuhan harkat hidup orang banyak seharusnya mendapat keuntungan, kenyataannya justru menjadi sapi perah oknum penguasa dan politikus. Uang Pemerintah (baca : APBN) tekor untuk menghidupi, mensubsidi, bahkan mempertahankan BUMN yang hampir kolaps, sudah tidak terhitung banyaknya.

Di tangan Erick Thohir sebagai menteri BUMN, paradigma mulai dirubah. Dimulai dari slogan “BUMN berakhlak” hingga bersih-bersih tata kelola yang selama ini amburadul.

Erick Thohir sedang berhadapan dengan kekuatan besar mafia, konglomerasi dan kepentingan politik yang menjadi biang sengkarut BUMN.

“Saya tidak butuh Direksi yang pintar tapi kerjanya membohongi negara. Saya butuh orang-orang yang loyal kepada negara” demikian salah satu ketegasan Erick Thohir yang melihat BUMN lebih banyak berisi orang-orang yang tidak profesional apalagi loyal kepada negara.

Jadi terjawab sudah, mengapa seorang musisi bisa ditunjuk menjadi salah satu Komisaris BUMN (Telkomsel). Abdee Slank barangkali tidak pintar urusan bisnis, tapi sebagai seniman dia diakui loyal kepada negara. Komisaris yang berkewajiban mengawasi kinerja Direksi nakal cukup bermodal loyalitas. Bukan duduk manis tanda tangan makan gaji buta ikut apa kata modus hitam jajaran direksinya.

Menjadi menteri bukan berlatar belakang partai politik, tentu tidak mudah. Setidaknya Jokowi sudah mengukur sebesar apa loyalitas Erick Thohir kepada negara, dan kebijakannya tidak akan jauh-jauh dari membela negara. Bukan membela bisnisnya.

Penulis : Erlangga Bhumi

banner 120x600

Tinggalkan Balasan