Tidak banyak tokoh nasional yang rela mengumbar masa lalu apa adanya. Mengisahkan seadanya serba sederhana, menceritakan perjalanan kehidupan masa-masa sebelum menjadi sebesar sekarang ini. Hanya dengan selembar foto, namun bisa bertutur banyak hal.
Ganjar tidak harus mengabadikannya dalam buku biografi. Cukup menyampaikan koleksi foto masa lalunya. Lalu kita bisa mengukur seberapa besar tempaan yang pernah diterimanya.
Semua orang bisa membuat biografi, dengan aneka polesan meminjam bahasa kesusahan. Masa lalu yang kelam kini menuai kegemilangan, serupa langit dan bumi. Mendulang simpati pembacanya untuk percaya bahwa hidup itu perjuangan mengejar cita-cita. Banyak tokoh besar yang hari ini berupaya menjual masa lalu untuk tujuan masa depan.
Ganjar hanya sedang bernostalgia, bukan untuk menarik simpati, tapi ingin berkata : Dahulu dan sekarang usia boleh berubah, tetapi tidak dengan kepribadiannya. Tetap membumi meskipun sedang dilangitkan harapan banyak orang.
Dari Jokowi, Ganjar belajar tentang sebuah empati dan kesederhanaan
Penulis : Tio Ahmadin