Organisasi Massa Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) melaksanakan kegiatan bertajuk : “Aksi Kirab Bendera Merah Putih sepanjang 100 meter untuk menolak Khilafah, Intoleransi Dan Politik Identitas” pada hari Minggu (28/8). Dipilihnya Malioboro Yogyakarta tepatnya di titik nol kilometer sebagai awal kirab menyirat pesan penting Yogyakarta sebagai kota perjuangan sekaligus kota simbol pluralisme yang harus terbebas dari pengaruh khilafah, intoleransi dan politik identitas.
Yogyakarta sebagai miniatur Indonesia, tempat bertemunya ratusan suku, adat dan budaya di kota pelajar sekaligus kota wisata, rentan disusupi kepentingan kelompok tertentu yang bertujuan merusak keharmonisan yang telah berjalan. Barometer kerukunan umat beragama di Yogyakarta yang sempat ternodai peristiwa intoleransi beberapa waktu lalu, harus segera diantisipasi oleh warga masyarakat yang mencintai keberagaman Bhineka Tungal Ika.
PNIB sebagai garda terdepan ormas yang konsisten melawan kelompok anti Pancasila dan politik identitas berupaya aktif mengkampanyekan kerukunan hidup bersama dalam kerangka NKRI. Issue politisasi di tubuh Polri yang sedang marak digaungkan secara massif, harus dilawan dengan aksi dukungan bahwa masyarakat masih percaya pada konsistensi Polri menyelesaikan permasalahan hukum secara Presisi.
“Inilah saatnya Polri membuktikan bahwa hukum tidak hanya tajam ke bawah, tetapi juga tajam ke atas. Indonesia adalah negara hukum sejak Republik ini sepakat didirikan. Itu harus segera dilakukan sebagai upaya menghadang kelompok-kelompok anti pemerintah akan selalu mencari celah men-delegitimasi Institusi yang kita cintai ini” tegas Gus Wal selaku Ketua Umum PNIB yang turun langsung di acara kirab merah putih tersebut.
Intoleransi harus dilawan dengan toleransi keberagaman. Khilafah wajib dilawan dengan Nasionalisme cinta tanah air dan bela negara. Dan Radikalisme sudah saatnya dihadang dengan bergandengan tangan, merapatkan barisan agar tidak mudah diadu domba. Karena menolak ceramah Da’i dan Ustadz radikal itu juga termasuk jihad untuk agama dan bangsa.
“PNIB tetap konsisten menyuarakan menolak khilafah, intoleransi dan politik identitas sampai kiamat. Tunggu aksi kami di kota-kota besar lainnya. Termasuk di kota yang diindikasi menjadi markas kaum intoleran dan radikalisme. Kami tidak pernah takut berbuat sesuatu untuk negeri yang kami cintai ini” kata Gus Wal menutup wawancara dengan awak media http://suluhnusantaranews.com
(Reportase Media SN)