PNIB : Alihkan Subsidi BBM, Rebut Kedaulatan Energi Dari Tangan Mafia Minyak

Solusi Subsidi BBM

banner iklan 468x60

bagi Merujuk data dari Global Petro Price per Agustus 2022, harga jual BBM di Indonesia sebelum disubsidi masih lebih murah dibandingkan harga negara lain di Asean. Bahkan dibanding beberapa negara penghasil minyak bumi, harga BBM di Indonesia saat ini juga lebih rendah dari Arab Saudi. Seberapa besar alokasi kuota subsidi BBM yang dikucurkan Pemerintah lebih bertujuan untuk membantu masyarakat golongan tertentu. Memenuhi dan menjangkau kebutuhan BBM sesuai kemampuan ekonomis mereka.

Hal tersebut disampaikan Ormas Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) melalui Ketua Umumnya Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) dalam keterangan pers.

“Tujuan baik pemerintah mensubsidi BBM untuk masyarakat golongan pra sejahtera, selama ini justru lebih banyak dinikmati oleh golongan ekonomi mampu. BBM yang sudah murah ditambah subsidi dinikmati para pelaku usaha, masyarakat menengah ke atas dan oknum mafia BBM untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan subsidi dari Negara” jelas Gus Wal

Upaya pemerintah mempersempit jurang kesenjangan ekonomi dengan kebijakan subsidi pada akhirnya menuai resiko tergerusnya pos APBN secara massif.  APBN tidak hanya berisi subsidi BBM, namun seringkali terganggu dengan persoalan pemenuhan skuota subsidi yang terus meningkat tiap tahunnya.

“APBN harus wajib diselamatkan dari beban subsidi BBM. Banyak sektor yang jauh lebih penting membutuhkan alokasi/penambahan subsidi. Sektor pendidikan, ketahanan pangan, LPG dan pertanian khususnya pupuk butuh seharusnya mendapat perhatian khusus terkait subsidi” lanjut Gus Wal.

Terkait kenaikan harga BBM, cepat atau lambat akan berdampak pada operasional distribusi barang.  Gus Wal menghimbau pemerintah segera membuat kebijakan konversi moda transportasi berbahan bakar Gas dan listrik yang lebih murah dan efisien.

“Semurah apapun kendaraan berbahan bakar minyak, suatu saat akan mengalami kelangkaan. Masyarakat mesti diarahkan untuk beralih menggunakan kendaraan listrik atau BBG demi mengurangi ketergantungan pada BBM. Ini butuh ketegasan pemerintah dalam bersikap. Mafia BBM tidak pernah setuju masyarakat beralih ke energi alternatif. Selain akan merugikan penjualan mereka, pencabutan alokasi subsidi akan menurunkan daya beli. Mereka sebenarnya biang keladi persoalan BBM di Republik ini” tegas Gus Wal menanggapi rumor mafia minyak yang merugikan masyarakat dan negara.

Inilah saat yang tepat bagi pemerintah mengambil alih kedaulatan energi yang selama ini dimonopoli mafia. Bangsa ini harus mandiri, melepas belenggu mafia internasional yang mengendalikan harga demi mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Merekalah para kapitalis sekaligus pelaku neo kolonialis yang bekerja sama dengan politikus dan oknum-oknum penentu kebijakan.

banner 120x600

Tinggalkan Balasan