Perang antara Rusia dan Ukraina telah menimbulkan cukup banyak hal yang merugikan, tidak hanya bagi kedua negara yang berperang tetapi juga bagi masyarakat dunia adalah berkurangnya pasokan pangan bagi masyarakat di bagian dunia yang lain, tidak terlibat peperangan.
Salah satu dampak yang dirasakan oleh cukup dan menyebabkan harga komoditi pangan melonjak di seluruh dunia.
Pangan menjadi issu yang sangat sensitif karena itu adalah kebutuhan dasar dari seluruh umat manusia.
Ditengah- tengah berlangsungnya Isu pangan yang semakin mengkhawatirkan, Indonesia justru mendapatkan penghargaan dari IRRI (International Rice Research Institute) karena telah berhasil melakukan swasembada beras pada 3 tahun terakhir yaitu 2019-2021.
Sejak tahun 2019 Indonesia tidak melakukan import beras lagi.
Tentunya sebagaimana dikemukakan oleh Presiden Joko Widodo, Pemerintah sangat berterima kasih dengan para pejuang di lapangan yang telah berhasil mewujudkan cita cita bangsa untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Para Petani, pendamping petani sampai pada pemerintah daerah dan Kementrian Pertanian, sangatlah layak untul diapresiasi atas penghargaan ini.
Yang tidak boleh dilupakan adalah peran Kementrian PUPR yang telah bekerja keras mewujudkan visi Presiden Joko Widodo dengan membangun tidak kurang dari 29 Bendungan di seluruh pelosok tanah air untuk mengamankan sektor pertanian kita.
“Indonesia telah berhasil membangun bendungan/irigasi, varietas unggul baru, pemupukan berimbang, mekanisasi pertanian, pengendalian OPT, kredit usaha rakyat (KUR), dan penyuluhan pertanian sehingga produksi padi meningkat signifikan, mencapai swasembada beras, dan meraih sistem pertanian-pangan yang tangguh,” tulis Pengumuman IRRI dikutip, Minggu (14/8/2022).
International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan berupa sertifikat pengakuan kepada Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8/2022).
Dengan penghargaan ini, maka Indonesia telah mendapatkan dua kali penghargaan dari IRRI setelah yang pertama dulu di jaman Presiden Soeharto.
Memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk Indonesia yang jumlahnya terus membesar tentunya bukan hal yang mudah.
Pengadaan infrastruktur, pendampingan petani serta pengembangan teknologi baik bibit maupun cara bertani, haruslah terus dilakukan.
Terbukti bahwa apa yang pernah dikatakan Presiden Jokowi saat memulai pembangunan infrastruktur pertanian dulu, saat ini terwujud.
Hasil beras Indonesia berlimpah bahkan melebihi kebutuhan nasional.
Keberhasilan Indonesia melakukan swasembada beras dari tahun 2019 sampai sekarang tentunya menjadi bukti nyata kerja dari Presiden Joko Widodo. Apalagi ketika India memutuskan untuk tidak mengekspor berasnya demi untuk memenuhi kebutuhan domestiknya, yang membuat banyak negara kuatir tidak bisa mendapatkan beras seperti biasanya.
Situasi yang tidak kondusif untuk pengadaan pangan dunia ini membuat PBB juga menghimbau agar berkaitan dengan tersedianya pangan bagi dunia, tidak ada hambatan birokrasi.
Dengan bukti nyata dari Pak Jokowi maka kita seharusnya sadar untuk mencari penerus Pak Jokowi yang bisa kerja dan punya rekam jejak yang jelas.
Jangan pilih yang hanya pandai menata kata tanpa punya prestasi kerja.
Bagaimana menurut teman-teman?
