Pada acara Harlah NU Ke-96 di Balikpapan, Presiden Jokowi sempat menyampaikan keinginannya merekrut saintis-saintis muda NU untuk bersedia bergabung bersama pemerintah. Salah satunya Ainun Najib
Nama Ainun Najib begitu menarik perhatian Presiden Jokowi karena kesuksesannya membuat situs Kawal Covid-19 setelah sebelumnya berhasil membantu Pemerintah dan KPU dengan menciptakan situs Kawal Pemilu.
Siapakah Ainun Najib yang yang disebut Jokowi sebagai ahli sains dan tehnologi Informatika masa depan Indonesia?
Ainun Najib lahir di Balongpanggang, Gresik, Jawa Timur pada 20 Oktober 1985. Menyelesaikan jenjang pendidikan pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Ganggang Balongpanggang Gresik. Kemudian melanjutkan sekolah diSMUN 5 Surabaya. Di SMU itulah bakat dan keahlian Ainun Najib mulai berkembang.
Ayahnya H Abdul Rozaq M.Si adalah alumni Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik. Dari ayahnya, Ainun mendapatkan pendidikan agama secara ketat ala santri NU lainnya. Hasilnya Ainun Najib menjadi anggota tim Indonesia dalam Olimpiade Informatika Asia Pasifik 2003 sukses menyabet penghargaan honorable mention.
Selepas SMU, Ainun Najib melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura jurusan Teknik Komputer. Pada tahun 2006-2007 bersama dua mahasiswa Indonesia lainnya, Ainun mewakili NTU dalam perlombaan pemrograman perguruan tinggi internasional atau ACM ICPC level regional Asia di Teheran, Iran. Setahuhn kemudian mereka ikut bertanding di level dunia yang digelar di Tokyo, Jepang, pada 2007. Untuk urusan prestasi di bidang IT, Ainun Najib kenyang dengan berbagai juara dan penghargaan tingkat dunia.
Setelah lulus dari NTU, Ainun Najib langsung direkrut oleh perusahaan, IBM Singapura, sebagai software engineer dan kini menjabat sebagai Head of Analytics, Platform & Regional Business di Grab Singapura. Gajinya cukup fantastis pada kisaran 150 juta rupian per bulan. Ainun Najib kini bersama keluarganya bekerja dan tinggal di Singapura dalam status masih sebagai WNI.
Ainun Najib kini aktif dalam komunitas Persaudaraan Profesional Muslim Aswaja yang berinisiatif membentuk lembaga filantropi “Kawal Masa Depan”. Dia disebut Jokowi sebagai sosok serba bisa untuk urusan Tehnologi Informatika dengan kemampuannya yang sudah diakui beberapa perusahaan tehnologi kelas Dunia.
Dalam Harlah NU ke 98 di Balikpapan tahun 2021 lalu, Jokowi sudah memintanya untuk pulang kampung. Niat tersebut disampaikan dihadapan para muslimin dan muslimat NU dan berharap para kyai sepuh NU mau membujuknya pulang ke Indonesia.
Ainun Najib bukan sosok politikus, namun kemampuannya dibutuhkan dalam situasi Darurat IT yang terjadi belakangan ini. Menteri Kominfo Jonny G Plate oleh sebagian kalangan sudah dianggap gagal dan cenderung pasrah menghadapi dinamika perkembangan Informatika yang begitu dahsyat terjadi tiap hari.
Kebocoran data dari pemerintah dengan berbagai kontroversinya menjadi celah politik menyongsong Pemilu serentak 2024. Semua yang berhubungan dengan data dan informasi seharusnya bersih dari penguasaan atau gangguan pihak luar. Lemahnya kemampuan Kominfo di bawah kepemimpinan Jonny G Plate, SE yang tidak paham Tehnologi Informatika, akan menjadi bulan-bulanan tidak berhenti pada kasus pembocoran data.
Kementerian yang terkait tehnis tetap harus dipimpin orang yang sesuai kemampuannya. Sebagai contoh Kementerian PU/PR dalam komando ahli tehnik sipil Dr. (H.C.) Ir. H. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc., Ph.D. Ironisnya yang terjadi saat Menkominfo dipegang Sarjana Ekonomi S1 lulusan universitas swasta, kebijakannya senantiasa jauh dari urusan antisipasi perkembangan tehnologi.
Presiden Jokowi hanya butuh meminta restu Kyai sepuh NU untuk memanggil Ainun Najib pulang ke tanah air. Menggantikan Jonny G Plate yang bersama partainya sudah terlalu lama menyandera kepentingan pemerintah. Kominfo menjadi institusi strategi mengawal data digital 2024. Jika itu tidak dikondisikan dari sekarang, tidak mustahil perang saudara akan terjadi gegara klaim data yang paling benar.
Redaksi-SN