Gus Wal : Kasus Eko Kuntadhi Sudah Clear, Jangan Terpancing Pihak Yang Ingin Mengadu Domba Umat

Gus Wal PNIB

banner iklan 468x60

Kasus penghinaan di akun Twitter terjadi lagi. Kali ini melibatkan penggiat medsos Eko Kuntadhi dengan Ustadzah Ponpes Lirboyo Kediri, Imaz Fatimatus Zahra.

Terlepas dari pokok permasalahan isi tweet yang dianggap menghina, semua pihak mesti saling mawas diri. Bahwa media sosial yang sedemikian plural, bebas, dinamis pada satu point tertentu ada norma-norma yang tidak boleh dilanggar. Norma tidak tertulis namun apabila dilanggar akan menyulut reaksi emosional.

Yaitu norma komunikasi verbal. Bahwa apa yang kita tulis di medsos belum tentu sama dengan apa yang kita pikirkan. Kesalahan menuliskan maksud isi kepala sudah terlanjur masuk ranah jejak digital menjadi resiko yang harus dihadapi.

Berbeda halnya saat kita salah ucap di depan seorang lawan bicara, permintaan maaf langsung dengan menjelaskan maksud sebenarnya akan meminimalkan prasangka miskomunikasi. Saat kesalahpahaman terjadi di ruang publik bernama media sosial, maka terjadilah miskomunikasi dengan sebuah kelompok, bukan lagi dengan individu lawan bicara kita.

Pandangan tersebut di atas disampaikan oleh Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) menanggapi kasus penggiat medsos Eko Kuntadhi.

“Miskomunikasi dalam tweet Eko dengan Ning Imaz yang memancing kemarahan warga NU sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Masing-masing pihak sudah berbesar hati meminta maaf dan memaafkan secara langsung” jelas Gus Wal dalam diskusi via telpon dengan Redaksi Suluhnusantaranews.

Seperti dilansir berbagai media, Eko Kuntadhi pada hari Kamis (15/9/2022) berinisiatif mendatangi Ponpes Lirboyo Kediri untuk menyampaikan permohonan maaf langsung kepada Ning Imaz. Didampingi Mohamad Guntur Romli, Eko menyampaikan penyesalannya dan kekhilafannya atas unggahan di akun twitternya. Eko siap bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dan bersedia menyampaikan permohonan maaf terbuka melaui media. Secara pribadi Ning Imaz telah memaafkan Eko dan menganggap persoalan ini selesai secara damai.

“Jadi sudah clear, tidak ada pihak yang memaksa Eko datang ke Ponpes Lirboyo dan Ning Imaz bersama suaminya Gus Rifqil sudah memaafkan tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Jika ada pihak-pihak yang sengaja memanas-manaskan situasi yang sudah adem, patut diwaspadai sedang mengadu domba” tegas Gus Wal.

“Jangan membandingkan kasus Eko dengan Ustadz Maaher alm yang pernah saya laporkan menghina Habib Luthfi. Ustadz Maaher melakukan penghinaan kepada Habib Lutfi namun bersikukuh tidak merasa bersalah. Setelah ditangkap Bareskrim baru berinisiatif meminta maaf. Saya bukan dalam rangka membela Eko Kuntadhi yang memang bersalah. Tapi kekhilafan yang diakui lalu segera meminta maaf dan diselesaikan secara damai, apa iya saya mesti melaporkannya ke Polisi juga” jelas Gus Wal menanggapi kabar berita yang menyatakan dirinya bereaksi keras saat Ustadz Maaher melakukan penghinaan, namun diam saat Eko Kuntadhi juga melakukan penghinaan melalui medsos.

“Yang lebih penting kita urus adalah para penceramah radikal yang masih berkeliaran bebas dari mimbar ke mimbar. Menyesatkan masyarakat dengan mengatas namakan Agama. Mengajak jama’ah melawan pemerintah dan memperjuangkan khilafah. Itu yang seharusnya ditangkap karena daya rusaknya luar biasa. Dan yang sangat perlu untuk dilaporkan ke ranah hukum dan wajib ditindak oleh aparat adalah mereka yang selama ini menyebarkan paham ideologi transnasional Khilafah, Radikalisme dan Terorisme. Mereka yang membuat gaduh rusuh mengganggu ketertiban, ketentraman, kedamaian, keamanan rakyat Indonesia dengan menyebarkan ujian kebencian, SARA, Intoleransi dan Politik Identitas. Mereka itulah yang wajib dihukum seberat beratnya” tegas Gus Wal bernada geram

(Redaksi SN)

banner 120x600

Tinggalkan Balasan