Subjektivitas Ruang Waktu Dan Kenangan

Humaniora

banner iklan 468x60

Pada sebuah percobaan, kucing dan manusia ditempatkan pada sebuah ruangan. Tiba-tiba menggelinding bola ke dalam ruangan tersebut.

Kucing mengejar bola tersebut dan memainkannya. Sedangkan manusia segera menuju keluar ruangan mencari asal dari bola tersebut.

Mengapa terdapat perbedaan sikap antara manusia dan kucing?

Seperti sudah dijelaskan, manusia terikat ruang dan waktu. Sedangkan Kucing tidak meng-alami-nya. Kucing tidak terikat (kesadaran) waktu. Ini bukan berarti kucing abadi dan tidak akan mati. Tapi apa yang dilakukan kucing tidak terikat dimensi waktu masa lalu, masa kini dan masa depan. Singkatnya kucing tidak memiliki kesadaran sejarah. Kucing tidak akan patah hati hanya karena ia tahu pasangannya sedang bercinta dengan kucing lain.

Nah, jika manusia mengalaminya, hasilnya sangat berbeda. Salah satu indikasi manusia mudah patah hati, karena manusia masih bisa mengenang masa lalu. Ini yang disebut sebagai kenangan.

Oleh sebab itu, lupa atau hilangnya memori (ingatan) menjadi bagian penting dalam konsep ruang dan waktu. Sebagai contoh seringkali kita mendengar:
“Jangan lupa waktu.”
“Aku lupa sedang berada dimana sekarang.”

Kedua fenomena tersebut disebut disorientasi ruang dan waktu. Yakni ketika seorang manusia kehilangan orientasi (patokan) ruang dan waktu. Biasanya kalau kita tertidur pada waktu-waktu yang tidak wajar, seringkali kesadaran kita masih belum beradaptasi dengan ruang dan waktu yang sedang kita jalani (aktual).

Sebagai contoh, kita sering melihat orang-orang disekitar melakukan kegiatan yang itu-itu saja selama berjam-jam bahkan berhari-hari. Seolah-olah orang tersebut tidak beranjak dari waktu pertama ia melakukan kegiatan tersebut.

Contoh paling umum adalah ketika kita bermain game. Kita memasuki dunia virtual yang memiliki ‘dunia sendiri’. Di dalamnya memiliki aturan ruang dan waktunya sendiri. Sehingga kita terlepas dari dunia nyata. Ini seringkali disebut lupa waktu.

Dampak negatif dari ‘lupa waktu’ semacam ini adalah sulitnya orang tersebut untuk mengikuti ruang dan waktu di dunia nyata.

Ada jenis lupa waktu lainnya yang seringkali kita lihat. Misal orang yang sedang jatuh cinta maupun orang yang sedang bersedih. Ketika perasaan yang mereka alami melintasi ruang dan waktu, mereka akan kehilangan kesadaran otentik terhadap dunia nyata yang sebenarnya mereka alami.

Misal demi pujaan dan dambaannya, seorang manusia rela berjam-jam menunggu, meratapi foto orang yang didambakan bahkan menulis jutaan puisi sepanjang waktu. Pada zaman sekarang mungkin seperti tenggelam melihat hampir seluruh kegiatan instagram orang yang didambakannya.

Begitupun kesedihan, kita seringkali melihat orang-orang bersedih sepanjang waktu. Ada yang berhari-hari hingga bertahun-tahun. Artinya kesedihan orang tersebut membuatnya terlepas dari dunia nyata (ruang-waktu aktual). Misal di kamar berhari-hari karena sedih ditinggalkan atau patah hati. Bagi kita yang melihat dari luar, waktu berjalan cepat sedangkan bagi yang mengalami kesedihan, waktu berjalan lambat. Mengapa?

Pada akhirnya waktu yang ditinggalkan menjadi kenangan. Saat mengingatnya, kita seolah melambat.

Penulis : Iman Zanatul Haeri

banner 120x600

Tinggalkan Balasan