Habibie Dan CN 250, Sejarah Tehnologi Yang Ditidurkan

Penulis : Dahono Prasetyo

banner iklan 468x60

Dunia penerbangan mengakui Habibie sebagai sosok jenius dalam tehnologi rancang bangun industri pesawat terbang. Bahkan di negara Jerman tempat Habibie belajar ikut kewalahan menampung penemuan baru tehnologi pesawat dari otak seorang “Rudi” Baharuddin Jusuf.

Teori pembuatan dan pengembangan mesin pesawat terbang di seluruh dunia lahir dari kejeniusan putra terbaik Indonesia.
Pada mulanya, Habibie termasuk salah satu yang beruntung dari ratusan pelajar terbaik saat di kirim Presiden RI pertama Soekarno untuk belajar ke luar negeri. Menimba ilmu ke negara yang lebih maju dan merdeka, selanjutnya men-transformasikan-nya di negeri sendiri kelak.

Namun situasi berubah saat pergantian kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto, ratusan pelajar yang dibiayai negara dilarang pulang ke Indonesia dengan tuduhan pro komunis. Mereka para potensi bangsa terpaksa menjadi korban perubahan politik Indonesia semenjak Soeharto sukses mengkudeta.

Keberuntungan Habibie berlanjut pada tahun 1973 saat Penguasa Orde Baru memutuskan memanggilnya pulang ke tanah air. Habibie yang kala itu sudah bekerja pada perusahaan industri mesin pesawat di Jerman, dipandang sebagai asset negara yang langka. Presiden Soeharto mempercayakan perkembangan tehnologi kepadanya dengan konsekwensi harus setia kepada Orde Baru. Habibi menerima tawaran itu sebagai modal berkarya di negeri sendiri.

Habibie pulang ke tanah air, berkiprah di dunia teknokrat sekaligus politik menjadi kader Golkar yang superioritasnya mendominasi segala bidang. IPTN, PAL dan PINDAD didirikan atas visi Habibi untuk lompatan tehnologi Indonesia.

Industri pesawat terbang di tahun 90 an menjadi kemampuan langka di negara belahan dunia manapun. Dengan kejeniusan dan dukungan Orde Baru, karya monumental Habibie lahir saat mampu memproduksi pesawat N250 yang 100% dibuat di dalam negeri. Indonesia sontak membuat negara produsen pesawat lain terperangah. 10 Agustus 1995 Pesawat N250 bermesin Turboprop dengan teknologi fly by wire yang pertama kali ditemukan di dunia oleh Habibie, terbang di langit Jakarta selama 55 menit. Pesawat N250 berkapasitas 50 penumpang yang diberi nama Gatotkaca menjadi kebanggaan bangsa. Prospek industri pesawat terbang di Indonesia terbuka lebar.

Namun kegemilangan ide tidak selamanya sejalan dengan waktu yang tepat. 2 tahun berikutnya Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berujung pergantian kekuasaan Soeharto di tahun 1998. Habibie tidak lagi sibuk memikirkan pesawat tetapi dipaksa menjadi Presiden ke 3. Sesuatu yang diluar kemampuan akademik harus didahulukan demi keutuhan bangsa. IPTN Nurtanio tanpa Habibie lumpuh, segudang rencana tehnologi pesawat ditidurkan untuk waktu yang tidak bisa ditentukan.

Usai menjabat sebagai Presiden di masa transisi reformasi, peta politik berubah lagi. Para elit politik sibuk saling sikut mempertahan atau merebut kekuasaan daripada, daripada memikirkan burung besi N250 Gatotkaca yang sudah antri pembeli. Habibie tak berdaya lagi, ide jenius yang diakui dunia tidak terpakai di negeri sendiri. Di masa pemerintahan SBY sempat muncul optimisme baru. Habibie yang sudah tak berdaya, gagal dalam berpolitik dan memproduksi pesawat, seakan mendapat darah segar lagi. Namun harapan tinggal seujung janji. Hingga SBY habis masa jabatan dengan segudang proyek mangkrak, IPTN yang dirubah menjadi PTDI tetaplah kebanggan sebuah papan nama belaka.

11 September 2019 Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng wafat dengan meinggalkan banyak karya dan kenangan bagi bangsa. Setahun berikutnya bulan Agustus 2020 N250 Gatotkaca karya monumental sang Maestro benar benar patah sayapnya. Untuk berpindah dari hanggar PTDI di Bandung menuju museum dirgantara di Yogyakarta harus melewati darat. Bukan karena tidak bisa terbang, tetapi perjalanan darat menjadi ritual sakral pesawat menuju Museum. Tempat dimana generasi bangsa mengenang kejayaan, keberhasilan, peninggalan sejarah. Dan mengenang sejarah adalah proses menginspirasi yang belum menjamin inspirasi menjadi realisasi.

N250 Gatotkaca dan Habibie menjadi catatan sejarah yang juga dramatis. Bahkan lebih dramatis dari Gestapu dan Reformasi Mei 1998. Mutiara muda teknokrat berotak jenius yang ditemukan Soekarno, dipoles dan disekolahkan ke luar negeri. Diakui kualitas mutiaranya oleh dunia, dimanfaatkan Soeharto untuk membesarkan Indonesia dengan politik tehnologi, lalu pelan pelan karya karyanya ditidurkan oleh para pemimpin penerusnya.

Sekali lagi sejarah menjadi saksi bahwa politik bisa meninabobokan apapun, tak terkecuali karya karya besar yang dipinggirkan dengan cara mengenangnya dalam ruang bernama Museum.

banner 120x600

Tinggalkan Balasan