PNIB: Tolak Khilafah Dan Lawan Politik Identitas, Demi Keamanan Dan Keselamatan Bangsa

PNIB Menolak Khilafah

banner iklan 468x60

Menuju ke Pemilu dan Pilpres 2024 semakin terlihat jelas kelompok-kelompok yang terus menggunakan politik identitas untuk mencapai ambisi kepentingan mereka. Apa pun mereka kritik dengan selalu menyinggung SARA tanpa rasionalitas.

Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) sangat geram dengan mereka yang mencari keuntungan pribadi dari isu apa pun yang hanya membuat kegaduhan publik.

‘”Roy Suryo, Fadli Zon, Rocky Gerung dll. hanya hobi nyinyir tanpa solusi,” ucap Gus Wal.

“Kritik barbar tanpa memberi solusi adalah ibarat orang ayan atau orang gila makan sabun,” selorohnya.
Gus Wal berpendapat, yang harus dicermati saat ini adalah bahaya laten khilafah radikalisme terorisme. Ia menuturkan bahwa masyarakat jangan segan-segan untuk berani menolak ideologi khilafah dan politik identitas, demi keutuhan dan keselamatan rakyat dan bangsa Indonesia.

“Tolak Khilafah dan Lawan Politik Identitas, Demi Keamanan Bangsa dan Keselamatan Rakyat,” ucapnya.

Menurut Gus Wal, yang dibutuhkan bangsa adalah sebuah karya yang bermanfaat bagi nusa bangsa dan rakyat, bukan ocehan nyinyiran tanpa solusi yang selama ini dilakukan oleh Roy Suryo, Fadli Zon, Rocky Gerung dll.

“Negara ini dan pemerintah butuh gagasan konstruktif yang membangun bukan kritik barbar ala Roy Suryo, Fadli Zon, Rocky Gerung dll. yang barbar seperti orang ayan atau orang gila makan sabun,” ujarnya.

Gus Wal juga terus mengingatkan bahayanya laten khilafah radikalisme terorisme yang akan mengadu domba masyarakat.

“Awas khilafah bangkit! Mereka ingin mengadu domba anak bangsa dengan SARA,” ujar Gus Wal.

“Jangan sampai terkecoh! Bumikan Pancasila, kibarkan dan gelorakan merah putih. Kita tolak khilafah! Lawan politik identitas,” tegasnya.

“Jaga Kampung Desa dari politik identitas, Khilafah Radikalisme Terorisme, salafi, wahabi, dan bahaya laten FPI HTI NII,” pesannya.

“Jangan khilafahkan Indonesia, jangan Suriahkan Indonesia. Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.”

Menurutnya, “Kita sudah sama-sama tau dan jelas melihat kelompok atau pihak mana saja dan siapa saja yang dalam kurun waktu 7-8 tahun ini selalu menggunakan politik identitas demi ambisi merebut kekuasaan.”

“Mereka-mereka itu eks ormas haram terlarang FPI, HTI, NII, dengan ideologi khilafahnya yang anti Pancasila, dan juga yang berhimpun dalam wadah PA 212, GNPF, dan sejenisnya. Mereka yang terang benderang menjadi ‘kuda tunggangan’ Anies Baswedan untuk upayanya nyapres di 2024. Jelas sekali terlihat. Tak dipungkiri.”

Karena itu PNIB giat menggelorakan semangat Merah Putih di Seluruh Penjuru Negeri dan Bumikan Pancasila.

“Tolak Khilafah! Lawan Politik Identitas seperti Anies Baswedan,” tegas Gus Wal.
Gus Wal sangat concern dengan massive-nya upaya-upaya kelompok yang ia sebut sebagai ‘sarabptigenah’ yang akan memecah belah masyarakat dan mengadu domba anak bangsa.

“Awas khilafah bangkit. Ingin adu domba anak bangsa dengan SARA,” ujarnya.

“Jangan sampai terkecoh! Bumikan Pancasila. Kibarkan dan gelorakan merah putih. Tolak politik identitas,” Gus Wal mewanti-wanti.

Demi keutuhan dan keselamatan rakyat dan bangsa Indonesia, jelasnya.

Gus Wal menerangkan, untuk itu bangsa ini harus bersatu menolak khilafah.

“Bangsa ini tidak boleh tercerai-berai hanya karena ulah sekelompok orang tertentu yang sudah terang-terangan menyatakan diri bahwa dasar mereka adalah menolak Pancasila, dengan menggantikan paham-paham tertentu yang berbalut agama,” tutur Gus Wal.

Situasi ini, Gus Wal berpendapat, tak lepas dari pengaruh yang nyata dari para da’i provokator seperti Bachtiar Nasir, Sugik Nur, Yusuf Martak, Novel Bamukmin, dan lain sebagainya yang sudah jelas apa yang mereka propagandakan. Hanya membuat gaduh di publik.

Ditambah lagi dengan buzzer-buzzerRp seperti Roy Suryo, Rocky Gerung, Fadli Zon, yang mengompori masyarakat dengan isu-isu murahan dan receh tanpa substantif, selalu mengaburkan hal-hal positif dari pemerintah Indonesia saat ini yang semakin dihormati dan dipandang tinggi oleh dunia atas berbagai pencapaian keberhasilannya.

Seperti Bank Dunia mengakui bahwa seluruh dunia akan resesi namun disebutkan KECUALI Indonesia. Indonesia berhasil menjaga tingkat inflasi di saat banyak negara di dunia mengalami lonjakan tinggi inflasi harga. Sementara WHO juga mengakui Indonesia memimpin dalam mengatasi pandemi covid-19. Terlebih Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi menjadi Presidensi G20.

“Roy Suryo, Fadli Zon, Rocky Gerung dll. hanya hobi nyinyir tanpa solusi. Kritik barbar tanpa memberi solusi ibarat orang ayan atau orang gila makan sabun,” geram Gus Wal.

Karena itulah Gus Wal berpesan kepada para pengasong khilafah FPI HTI NII Khilafatul Muslimin, JI, JAD dan sebagainya agar jangan sampai membuat Indonesia hancur seperti di Suriah karena perang terjadi akibat politik identitas yang tajam.

“Jangan khilafahkan Indonesia. Jangan Suriahkan Indonesia,” tegas Gus Wal.

Atas semangat untuk melawan para pengasong khilafah itu, PNIB terus menggelar Kirab Merah Putih Menolak Khilafah Sampai Kiamat, yang telah dilaksanakan di Yogyakarta dan Jombang, menyusul berbagai kota lainnya.

“Jika Presiden Jokowi berani mengibarkan merah putih untuk damaikan negara lain yang sedang berperang, maka demi tegaknya Pancasila dan keutuhan juga keselamatan bangsa dan persatuan Indonesia kita harus berani kibarkan merah putih untuk melawan khilafah radikalisme terorisme, politik identitas, dai provokator dan bahaya laten FPI HTI NII, Khilafatul Muslimin,” terang Gus Wal.

Tak luput Gus Wal menyampaikan kepada masyarakat agar mewaspadai, “Jaga kampung desa dari politik identitas, khilafah radikalisme terorisme, salafi wahabi dan bahaya laten FPI HTI NII.”

“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.”

banner 120x600

Tinggalkan Balasan