Tidak banyak diketahui masyarakat luas, di kawasan Pegunungan Wonosalam Jombang Jawa timur sedang dibangun sebuah sekolah berasrama dengan nama Wonosalam Boarding School. Tempat tersebut diduga kuat menjadi sekolah berasrama yang berafiliasi dengan kelompok 212 yang notabene berisi petinggi kelompok FPI-HTI
Masyarakat Mangirejo Wonosalam Jombang sangat sangat resah, gelisah dan takut dengan berdirinya Wonosalam Boarding School di wilayahnya. Seperti disampaikan oleh Ketua Umum Ormas Kemasyarakatan Kebangsaan Lintas Suku, Agama, dan Budaya, PNIB –Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu— Gus Wal (AR Waluyo Wasis Nugroho)
“Banyak Tokoh Masyarakat Wonosalam yang sering datang, diskusi dan berdialog menyampaikan hal tersebut kepada kami, mereka takut jika Wonosalam Boarding School yang dibangun di area seluas 60 ha tersebut dijadikan lokasi mencetak dan mengkader para bibit bibit manusia radikalis dan teroris seperti di Afghanistan dan Suriah,” tutur Gus Wal.
Masyarakat Wonosalam, Jombang dan Jawa Timur tidak menginginkan daerahnya dijadikan tempat penyemaian, pengkaderan yang mencetak para pengasong dan pelaku radikalisme khilafah terorisme baik gerakannya, pahamnya maupun ideologinya.
Hingga saat ini aspirasi dari warga masyarakat Wonosalam Jombang jawa Timur yang menginginkan pencabutan izin pendirian yayasan sekolah dan IMB dari Wonosalam Boarding School belum mendapat respon dari pihak terkait.
“Kami PNIB dan Masyarakat Wonosalam Jombang Jawa Timur menolak keras keberadaan dan pendirian Wonosalam Boarding School yang diduga kuat didirikan oleh Anas Asrofi yang merupakan tokoh 212 dari Surabaya dan Sidoarjo. Diduga kuat pendanaannya didukung penuh oleh Ahmad Faisal pengusaha Transportasi Ekspedisi di wilayah Cakung Jakarta Timur yang disinyalir merupakan pengagum dan pengikut Osama Bin Laden. Dan yang membuat Warga Masyarakat Mangirejo Wonosalam Jombang Jawa Timur menolak keberadaan dan pendirian Wonosalam Boarding School adalah berhembusnya pendanaan pembangunan sekolah berasrama yang menyerupai pondok pesantren tersebut didanai dari Mesir dan Timur Tengah. Warga tak ingin wilayahnya dijadikan sebagai sarang teroris dan sangat tidak ingin anak cucu mereka dijadikan tumbal untuk dijadikan keder teroris,” jelas Gus Wal.
Upaya PNIB memerangi laju serbuan faham Wahabi di daerah Jombang sepertinya dianggap angin lalu oleh mereka. Belum usai menolak Wonosalam Boarding School, masyarakat Jombang kembali dikejutkan dengan berdirinya Yayasan Al Akbar di kawasan Bulurejo Diwek Jombang.
Yayasan tersebut diduga menjadi bagian dari sistem organisasi yang menaungi Wonosalam Boarding School.
“Kami PNIB dan warga masyarakat Jombang Jawa Timur meminta kepada pemerintah baik pusat, wilayah maupun daerah untuk berani bersikap tegas untuk membatalkan ataupun mencabut izin pendirian maupun IMB dari Wonosalam Boarding School di Wonosalam, Yayasan Al Akbar di Bulurejo Diwek, serta yayasan, lembaga berkedok pesantren lainnya di kecamatan Ploso, Sumobito dll.” tega Gus Wal.
PNIB dan Warga Masyarakat Wonosalam Jombang Jawa Timur meminta kepada pemerintah baik pusat, wilayah dan Pemkab Jombang, Aparat Penegak Hukum Polri-TNI, untuk mencabut izin IMB dan legalitas Wonosalam Boarding School, serta meminta kepada Kemendikbud dan Kemenag baik pusat, wilayah dan daerah untuk menolak/membatalkan akta pendirian sekolah/yayasan/lembaga/pesantren Wonosalam Boarding School, dan meminta agar bangunan tersebut diambil alih oleh negara.
“Apabila terbukti ada oknum camat atau kepala dinas perizinan atau oknum pejabat yang mem-back up perizinan IMB ataupun legalitas pendirian lembaga yang diduga kuat bentukan kelompok 212, HTI-FPI tersebut, PNIB dan Masyarakat Wonosalam Jombang Jawa Timur meminta agar memecat dan menindak tegas yang bersangkutan,” imbuh Gus Wal.
Jombang yang sejak dahulu kala dikenal sebagai pencetak santri dan manusia-manusia Indonesia yang berjiwa religius dan nasionalis kini sangat memprihatinkan dengan banyak berdirinya banyak yayasan/lembaga/sekolah berkedok pesantren di seantero Jombang.
“Bersama kita perkuat dan kolaborasikan NASAB (Nasionalisme Agama Budaya) untuk membentengi keluarga dan lingkungan kita dari ancaman konflik SARA, intoleransi, radikalisme khilafah, terorisme,” pungkas Gus Wal.
Bersama PNIB kita jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila dan Merawat Tradisi Budaya Nusantara.
“Hampir merata di setiap kecamatan dan desa-desa di Jombang berdiri yayasan/sekolah/lembaga berkedok pesantren yang diduga kuat berafiliasi dengan jaringan Radikalisme Khilafah Terorisme,” tutur Gus Wal.
“Jika tetap dibiarkan, berdirinya Wonosalam Boarding School, dan Yayasan Al Akbar maka bagaimana nasib anak cucu kita kelak di masa depan dan bagaimana nasib Jombang ke depan yang merupakan jantung bangsa dan kota pusat pluralisme jika di Jombang banyak berdiri yayasan, lembaga ataupun sekolah yang berkedok pesantren berarilan dan berideologi Radikalisme Khilafah Terorisme? Perkuat Nasionalisme Agama Dan Budaya (NASAB) guna membentengi masyarakat dari ideologi Radikalisme Khilafah Terorisme dan bahaya laten FPI HTI NII,” tegas Gus Wal.
“Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII dan dari paham ideologi transnasional Radikalisme Khilafah Terorisme. Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkasnya.
***
Koresponden SN Jatim