Elite Global Dan 9 Skenario Pengerusakan

Catatan Geopolitik

banner iklan 468x60

Kontroversi skenario Elite Global kembali muncul seiring fenomena Pandemi Covid-19 dan ancaman krisis yang akan melanda hampir setiap sudut bumi. Bagi yang belum paham apakah itu Elite Global silahkan Googling, ada ratusan Chanel video penjelasan dan ribuan ulasan tulisan, baik yang logis maupun naif. Ada yang masuk akal adapula yang sekedar menambah runyam kontroversi.

Semua bukan berarti tanpa alasan yang bisa kita simpan ke dalam kesadaran otak kanan. Minimalnya kita paham apa yang sedang terjadi, tidak jauh dari dinamika yang kita lihat sehari hari.

Ada 9 hal mendasar terkait pergerakan peradaban yang secara sadar sedang direkayasa oleh sekelompok pemikir. Kalau boleh mendefinisikan saya lebih suka menyebutnya Nine Destruction Comandment, atau 9 Skenario Pengerusakan. Apa saja itu :

1. Finance
2. Faith (Ke-Imanan)
3. Freedom (Kebebasan)
4. Future (cita cita)
5. Fendom (Kultus)
6. Feminisme
7. Food & Baverage
8. Fashion
9. Film

Mari simak satu persatu
1. Finance (Keuangan)
Dunia moneter menjadi kunci keberhasilan individu, golongan atau negara mengelola ekonominya. Bagaimana peradaban moderen merubah pola pertukaran kebutuhan hidup dari barter menjadi jual beli. Munculah apa yang disebut mata uang sebagai sarana transaksinya. Nilai uang diukur dari seberapa besar kita memiliki kemampuan yang dibutuhkan orang lain. Semakin tinggi daya tawar kita semakin besar pula harga uang kita.

Dalam perkembangannya manusia punya ketergantungan pada uang. Bekerja demi uang hingga hidup dan mati demi uang. Penghambaan orang pada uang menjadi ide segolongan orang untuk membuat sistem keuangan. Pemilik uang lebih bisa mengendalikan siapapun yang kekurangan uang.

Skenario Finance (keuangan) adalah karya terbaik rekayasa mengatur harkat hidup orang banyak melalui kebutuhan ekonomi.

Tidak sampai disitu, usai praktek kapitalisme menguasai, sistem keuangan belakangan ini berubah lagi. Mata uang dirubah menjadi catatan digital. Perpindahan angka dari satu tempat ke tempat lain dalam hitungan real time. Dan kemungkinan rekayasa uang digital tidak berhenti sebatas demand. Pada akhirnya setiap orang bisa menciptakan uang digital sendiri demi berebut barang yang semakin langka.

Manusia diatur oleh uang, dan uang diatur oleh segelintir orang melalui sistem.

2. Faith (Keimanan)
Agama yang tumbuh dalam berbagai perbedaan menjadi kekuatan keyakinan tiap individu. Namun seperti yang kita saksikan, kini keyakinan pada sang pencipta itu bukan lagi milik individu. Penciptaan kelompok-kelompok aliran keyakinan bukan tanpa sengaja direkayasa.

Agama yang seharusnya menyatukan perbedaan menjadi berbalik memisahkan. Perselisihan atas nama Agama diciptakan akibat persaingan berebut menjadi yang terbaik dan paling benar. Bagi mereka para kreator konflik, Agama dan Keyakinan harus dibuat Plural. Terkotak-kotak dalam rangka bersaing. Politik mengatasnamakan Agama sukses memporak-porandakan individu yang awalnya khusuk memuja Sang Pencipta menjadi khusuk mengusik cara memuja yang lain. Inilah yang sedang kita alami. Saling geram, marah dan takut kehilangan surga Illahi.

3. Freedom (Kebebasan)
Kebebasan sejatinya adalah hak asasi manusia. Namun saat hidup berkelompok, manusia menciptakan norma dengan tujuan kebebasan individu tidak mengganggu kebebasan individu yang lain.

Apa yang kemudian terjadi? Kebebasan individu mengatasnamakan hak asasi manusia menjadi kebablasan, menisbikan hak asasi kelompok. Komnas HAM berubah menjadi skema egosentris hingga ke tingkat organisasi dunia.

Jangan heran jika membaca berita murid berkelahi dengan gurunya. Rakyat berani mencela pemimpinnya atau kelompok mayoritas berani menghakimi kelompok minoritas mengatasnamakan kebebasan. Satu lagi kerusakan paham tentang kebebasan, memaksa kita untuk selalu gaduh sejak dalam pikiran.

4. Future (Masa Depan)
Setiap manusia pasti punya cita-cita. Namun dalam perjalanan masa depannya tidak sedikit yang kemudian melenceng jauh. Imajinasi tentang masa depan divisualkan setinggi mungkin. Wacana atas nama science tentang kloning mahluk hidup, migrasi ke planet lain hingga kecanggihan teknologi futuristik menjadi santapan pagi untuk generasi baru.

Bukan berarti hal tersebut tidak mungkin terjadi,  tetapi tanpa disadari hakikat pengakuan pada Sang Pencipta alam dan seisinya berada di tangan manusia. Semakin tinggi imajinasi yang ditawarkan semakin besar pula ambisi yang terjadi pada anak generasi. Usaha mengejar masa depan dengan lompatan setinggi mungkin menjadi persaingan para pemilik masa depan, sambil menisbikan Sang Pencipta

5. Fendom (Kultus)
Mengidolakan sosok secara berlebihan menjadi fenomena abad ini. Idol idol diciptakan melalui proses settingan instan. Pencitraan fisik dan karakter idola memaksa kita membawanya hingga ke alam mimpi. Mengejar untuk bisa serupa idola dilakukan dengan berbagai cara. Menirukan perilaku, penampilan hingga gaya hidup para idola sukses menghapus jati diri yang sebenarnya. Idola adalah ideologi, menjadi sesembahan baru yang membatasi kebebasan manusia menjadi dirinya sendiri

6. Feminisme
Kran gerakan feminimisme digaungkan pada abad 20 oleh dunia Barat dan Eropa  yang menuntut kesetaraan gender secara penuh. Wanita berhak sejajar bersama pria baik secara privasi maupun publik. Perdebatan gender menjadikan wanita sebagai penentu kebijakan telah meruntuhkan hakikat wanita yang sesungguhnya.

Peran wanita menjadi tanpa batas di saat anak-anak juga membutuhkan peran wanita sebagai penjaga kualitas generasi selanjutnya. Yang kemudian terjadi adalah anak anak yang dewasa dengan sendirinya, hanya sedikit mendapat perhatian dari wanita. Kodrat wanita sebagai penjaga generasi surut dalam peran aktifnya. Dominasi sosial sekitar membentuk perbedaan karakter anak-anak dari induk biologisnya.

Wanita yang sibuk mengejar kesetaraan gender akan menghasilkan anak-anak minim bimbingan. Dongeng sebelum tidur yang menjadi hak anak-anak tinggal menjadi dongeng. Hingga akhirnya ajang Miss World, Putri Kecantikan memposisikan daya tarik fisik wanita yang sengaja diexpose untuk sahwat publik. Feminisme mereka ciptakan bukan untuk kodrat wanita, tetapi untuk lawan jenisnya.

7. Food and Beverage
Makanan dan minuman menjadi material penting pertumbuhan manusia. Jenis dan kandungan bahan yang masuk ke tubuh manusia mempengaruhi perkembangan fisik jangka panjang. Makanan cepat saji dengan kandungan bahan kimia yang dikemas menarik menjadi konsumsi 1 generasi yang terbukti menghasilkan generasi yang “ganjil”.

Kerusakan genetika terjadi akibat food and Beverage berasal dari negara Kapitalis yang celakanya kemasan daya tariknya banyak disukai negara pasar. Fenomena LGBT menunjukkan trend peningkatan di negara yang mengimpor produk sajian makanan dari negara barat dan Eropa. Apa yang sedang terjadi, yang pasti usia hidup manusia berkurang, muncul penyakit baru hingga ketergantungan tinggi pada obat obatan dan vitamin instan jika ingin sehat.

8. Fashion
Pakaian bukan lagi berfungsi sebagai pelindung diri dari cuaca, tetapi menjelma menjadi gaya hidup. Peran sugesti pada pakaian lebih mendominasi daripada adaptasi fungsinya.

Bentuk pakaian yang tidak sesuai cuaca, serbuan branded pada bentuk yang sama, eksploitasi bentuk fisik tubuh dibalik selembar pakaian hingga trend mode yang berkiblat kebarat-baratan mengepung kita nyaris tanpa pilihan. Pakaian sebagai identitas suatu wilayah tersingkirkan secara masif. Penyematan merk menjadi pilihan utama kenyamanan berpakaian, dan itupun tidak ada yang murah karena begitulah kaum kapitalis memperlakukan perdagangan demi keuntungan, bukan sekedar pemenuhan kebutuhan.

9. Film
Dunia hiburan audio visual menjadi media efektif menanamkan paham. Sosok hero menuntun kita bagaimana memenangkan pertarungan dengan cara menghancurkan musuh. Belum lagi intrik dunia kejahatan yang difilmkan, horor sadis, drama lebay melankolis mempengaruhi imajinasi penontonnya.

Film-film dokumenter bertema sejarah dan politik yang memutarbalikkan fakta menjadi rujukan referensi dan pengetahuan. Semua disajikan seakan nyata bagian dari sejarah versi pemilik modal. Sementara ide visual futuristik, animasi menjadikan sosok yang mustahil menjadi nyata. Mereka bebas menghibur sambil menanam virus khayalan yang masuk akal.

Dalam film Box Office The Avangers, bahkan untuk mengalahkan seorang Thanos dibutuhkan puluhan Super Hero yang justru menunjukkan ketidak-Super-annya. Thanos-lah yang Super, dikeroyok Legenda Hero fiksi?.

Siapa pembuat ide audio visual gila yang digandrungi pelosok bumi? Yang pasti ada kesepakatan besar para komprador yang tidak sekedar mengejar keuntungan semata. Setidaknya pula peran film impor menjadi penyebab matinya kearifan lokal yang tak mendapat ruang penyampaian sesuai generasinya.

9 upaya pengerusakan hakikat manusia begitu masif dilakukan. Siapapun mereka tentunya bukan orang biasa dengan gelimang harta, tapi para penguasa yang bertidak sebagai Tuhan di bumi. Keberhasilan mereka paling gemilang ketika bisa membuat orang tidak percaya dan tidak percaya pada skenario itu. Menganggap itu hanya issue geopolitik.

Mereka yang kehadiran dan perilakunya sudah diramalkan oleh kitab kitab suci. Hanya Iman-lah yang bisa menyelamatkan masing-masing kita dari skenario penguasaan manusia atas manusia lainnya.
Bumi yang semakin renta. Akankah hancur di tangan penghuninya sendiri ? Wallahu alam bishawab

***

Penulis : Dahono Prasetyo

banner 120x600

Tinggalkan Balasan