PNIB : Tindak Tegas Penceramah Provokator. UAS, Nur Sugik Dan Antek Khilafah Sudah Membahayakan Negara

PNIB Menolak Khilafah

banner iklan 468x60

Ustadz-ustadz dan da’i provokator menjadi penyebab awal tumbuhnya intoleransi di masyarakat. Ceramahnya yang cenderung mengunggulkan kelompoknya dan menyalahkan kepentingan umum dengan mengatasnamakan agama melahirkan gerakan perlawanan radikalisme.

Siapa saja mereka yang masih bebas berceramah dari mimbar ke mimbar? Dari daerah ke daerah? Ormas Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) melalui Ketua Umumnya AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) menyampaikan paparannya.

“Ustadz Abdul Somad (UAS) sudah terbukti memecah belah umat dengan isi ceramahnya yang memecah belah umat. Doktrin khilafah yang selalu disampaikan kepada jama’ahnya berpotensi menanamkan benih intoleransi. Ustadz Nur Sugik tidak kalah provokatifnya. Ceramahnya yang selalu mengumbar kebencian kepada pemerintahan yang sah memicu konflik sosial” jelas Gus Wal.

Para penceramah yang sudah jelas merongrong kewibawaan negara dan bangsa masih bebas berceramah. Mereka didukung kelompok khilafah yang masih gencar bergerilya meskipun sudah dilarang.

“TNI, Polri, Densus 88 yang menjadi garda terdepan pemberantasan terorisme dan upaya makar atas nama agama. Sudah saatnya penceramah itu ditindak sesuai hukum. 277 juta rakyat Indonesia yang masih waras tidak boleh terpecah belah karena upaya provokasi segelintir orang dan kelompok. PNIB sebagai organisasi kemasyarakatan mendukung penuh upaya pemberantasan teroris, radikalisme dan intoleransi yang dilakukan oleh antek-antek khilafah” tegas Gus Wal.

Dukungan kepada aparat penegak hukum terus disuarakan, membuktikan TNI, Polri, Densus 88 dan BNPT tidak sendiri. Masyarakat senantiasa melaporkan acara yang berpotensi meresahkan kerukunan berbangsa dan bernegara.

“Kelompok sarapatigenah sudah saatnya ditindak tegas. Bom bunuh diri di Bandung membuktikan gerakan radikalisme akan tumbuh subur jika ceramah intoleransi masih bebas di mimbar dan masjid-masjid. Mempersempit ruang gerak ceramah mereka menjadi upaya strategis memangkas akar permasalahan kesalahan memahami ideologi yang mengancam bangsa. Negara tidak boleh kalah oleh upaya provokasi segelintir orang namun berdampak kerusakan yang besar bagi keselamatan bangsa” tutup Gus Wal.

***

Koresponden SN-Jatim

banner 120x600

Tinggalkan Balasan