Sejarah Dan Legenda Pohon Natal Di Dunia

banner iklan 468x60

Sejarah Dan Legenda Pohon Natal Di Dunia

Pohon Natal sudah menjadi ornamen natal yang umum dan dikenal banyak orang, tetapi sepertinya tak banyak yang tahu tentang sejarah pohon ini.

Tradisi menghias pohon cemara sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Mesir kuno dan Romawi kuno.

Sebelum agama Kristen datang, orang eropa sudah menganggap spesial pohon cemara karena sifatnya yang selalu hijau meskipun musim dingin tiba.

Dalam agama Kristen sendiri, negara Jerman selalu disebut menjadi awal mula kebudayaan menghias pohon Natal ini muncul.

Kebudayaan ini bermula dari kepercayaan masyarakat bahwa Martin Luther, seorang reformator Kristen menghias pohon cemara dengan lilin saat perayaan Natal.

Semenjak hari itu, kebiasaan menghias pohon cemara menjadi menyebar bahkan hingga tiba di Amerika pada abad ke-19.

Ada beberapa teori dan legenda tentang bagaimana pohon cemara hijau menjadi simbol Natal agama Kristen. Berikut ini sejarahnya.

Dilansir dari laman Michigan State University, pohon cemara yang hijau selalu digunakan untuk merayakan festival musim dingin selama ribuan tahun, jauh sebelum kedatangan agama Kristen.

Orang-orang Eropa menggunakan ranting-ranting untuk menghiasi rumah mereka selama titik balik matahari musim dingin, karena itu membuat mereka memikirkan musim semi yang akan datang.

Orang Romawi juga mendekorasi rumah mereka dengan pohon cemara untuk Tahun Baru. Mereka memaknai cemara sebagai tanda kehidupan abadi dengan Tuhan.

Pohon cemara pertama kali digunakan sebagai pohon Natal sekitar 1.000 tahun yang lalu di Eropa Utara.

Orang-orang di Eropa Utara juga menanam pepohonan dalam kotak di dalam rumah mereka saat musim dingin.

Orang pertama yang membawa pohon Natal ke rumah mungkin adalah pengkhotbah Jerman abad ke-16 Martin Luther.

Bagi orang Kristen, Pohon Natal adalah simbol harapan yang selalu dipajang untuk menyambut kelahiran Yesus.

Bangsa Romawi awal menggunakan pepohonan untuk menghiasi kuil-kuil mereka di festival Saturnalia, sementara orang Mesir kuno menggunakan pohon palem hijau sebagai bagian dari pemujaan mereka terhadap Dewa Ra.

“Gagasan membawa pohon cemara ke dalam rumah melambangkan kesuburan dan kehidupan baru dalam kegelapan musim dingin, yang lebih merupakan tema pagan,” kata Dr Dominique Wilson dari University of Sydney.

“Di situlah juga ide holly dan ivy dan mistletoe berasal karena mereka adalah beberapa tanaman berbunga di musim dingin sehingga mereka memiliki makna khusus. Jadi ide membawa pepohonan hijau ke rumah dimulai di sana dan akhirnya berevolusi menjadi pohon Natal.”

1. Sejarah Pohon Natal

Ada beberapa teori dan legenda tentang bagaimana pohon cemara hijau menjadi simbol agama Kristen.

Salah satunya dikreditkan ke biarawan Benediktin Inggris Boniface, yang terkenal karena karya misionarisnya di Jerman selama abad kedelapan.

“Kisah umum berlanjut bahwa [Boniface] bertemu dengan beberapa orang Jerman asli yang melakukan pengorbanan di depan pohon ek besar – pohon ek yang disucikan kepada dewa Thor,” kata Dr Wilson.

“Bonifasius mengambil kapaknya dan menebang pohon itu untuk menghentikan para penyembah berhala yang menyembah berhala palsu dan para penyembah berhala menunggu dia disambar petir, tetapi itu tidak terjadi. “Jadi pada tahap ini dia mengambil kesempatan untuk mempertobatkan mereka.”

Kemudian legenda mengatakan bahwa pohon cemara tumbuh dari pohon ek yang tumbang.

“Itu menjadi simbol Kristus – berbentuk segitiga itu melambangkan trinitas – dan dari situlah muncul gagasan bahwa pohon itu harus menjadi simbol Kristus dan kehidupan baru,” kata Dr Wilson.

“Itu salah satu asal mula pohon Natal dan membawanya ke rumah.”

Saat ini, pohon Natal hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran mulai dari cemara tradisional hingga buatan.

Tradisi mendekorasi pohon dianut oleh jutaan orang di seluruh dunia dari berbagai kepercayaan dan budaya.

Sementara itu masih merupakan simbol kekristenan bagi sebagian orang, bagi yang lain itu hanya bagian dari perayaan Desember.

“Di sini, di Australia, kami telah memeluk aspek Natal Eropa,” kata Dr Wilson.

2. Pohon Natal di Amerika

Kebiasaan menghias pohon Natal ini dibawa oleh komunitas Jerman ke Amerika, tetapi orang-orang Amerika menganggap kebiasaan ini aneh.

Menghias pohon Natal kemudian dilarang di Amerika karena dianggap sebagai budaya Pagan. Ini karena orang-orang Amerika percaya bahwa Natal adalah sakral.

Tetapi stigma ini berubah ketika London News mengeluarkan ilustrasi Ratu Victoria dan Pangeran Albert, sedang berpose di hadapan pohon Natal bersama dengan anak-anaknya.

Ratu Victoria adalah bangsawan yang populer di masa itu, apapun yang dilakukannya kemudian akan menjadi mode di kalangan rakyatnya.

Semenjak hari itu, pohon Natal mulai diterima di masyarakat termasuk Amerika, dan menyebar luas hingga ke seluruh negeri.

3. Pohon Natal di Amerika
Pada abad ke-20, orang-orang Amerika mulai membuat ornamen natal buatannya sendiri, sementara komunitas Jerman-Amerika masih menggunakan ornamen tradisional.

Kehadiran listrik di Amerika, semakin membuat pohon Natal populer. Ini karena pohon dapat dihiasi dengan lampu yang dapat bertahan seharian.

Pohon Natal kemudian mulai bermunculan di rumah-rumah dan jalanan. Ini juga yang mengilhami masyarakat Rockefeller Center untuk memasang pohon cemara Norweygia sebagai pohon Natal di pusat kota.

Kebiasaan memasang pohon Natal di pusat Rockefeller Center bermula dari masa Great Depression dan dilakukan oleh para pekerja konstruksi tanpa adanya hiasan.

4. Pohon Natal di Asia
Di Asia, kebudayaan menghias pohon Natal dilakukan secara berbeda-beda. Di Jepang, pohon Natal umumnya dihiasi dengan origami burung bangau dengan harapan perang tidak terjadi lagi.

Di Filipina, menghias pohon Natal dengan pohon cemara bukanlah hal yang umum. Ini karena pohon cemara memiliki harga yang mahal, sehingga masyrakat lebih memilih membuat pohonnya sendiri.

Di China, pohon Natal disebut sebagai pohon cahaya. Pohon Natal di China biasanya dihiasi dengan spangles, rantai kertas, bunga, dan lentera.
***
Tim Redaksi Suluhnusantaranews

banner 120x600

Tinggalkan Balasan