Seberapa Efektifnya Kereta Panoramic Inovasi Terbaru PT KAI

Lintas Peristiwa

banner iklan 468x60

Kereta Panoramic pertama di Indonesia sudah mulai beroperasi. Soft launching kereta ini berlangsung mulai hari ini, Sabtu (24/12/2022) hingga (08/01/2023).

Kereta Panoramic merupakan gerbong spesial dari KAI untuk meningkatkan layanan, khususnya pada masa Angkutan Natal dan Tahun Baru. Desain interior gerbong kereta api yang berupa kaca bening memungkinkan pandangan penumpang dimanjakan pemandangan dan panorama sepanjang perjalanan.

Menurut pemerhati transportasi dari Semarang, Whendi Purbo, inovasi PT KAI dinilai masih memiliki banyak kelemahan.

“Dengan desain kaca khusus yang lebar kemungkinan terpapar panas sinar matahari dari luar menjadi lebih tinggi. Diperlukan pendingin udara ekstra untuk kenyamanan penumpang. Apakah sudah diperhitungkan dengan matang hal teknis seperti itu?”* papar Whendi kepada media SuluhNusantaranews.

KA Panoramic seperti dilansir dari laman PT KAI dirangkaikan kereta api (KA) Taksaka Tambahan, rute Gambir-Yogyakarta pergi-pulang (PP). Pada setiap perjalanan, akan dioperasikan satu kereta panoramic dengan kapasitas 46 tempat duduk.

Dari sisi keamanan inovasi kaca lebar pada hampir 80% interior gerbong panoramic masih beresiko pada lokasi dan kondisi tertentu.

“Di sepanjang rute Jakarta hingga Bekasi dan sebaliknya, infrastruktur rel kereta api belum optimal. Masih banyak pemukiman padat penduduk (kumuh) yang hanya berjarak beberapa meter dari perlintasan kereta. Aksi kerawanan sosial berupa pelemparan batu pada kereta api yang melintas masih sering terjadi. Kaca gerbong kereta panoramic lebih rentan mengalami kerusakan dibanding gerbong konvensional. Ini juga menjadi PR besar PT KAI untuk mensterilkan jalur perlintasan KA yang tentunya tidak mudah” jelas Whendi.

Menurutnya kereta panoramic akan lebih efektif diperuntukkan rute pada jalur wisata yang menyuguhkan pemandangan sepanjang perjalanan melintasi gunung, lembah, area persawahan atau tepi pantai.

“Karena statusnya gerbong tambahan yang lebih bersifat entertainment kalau diperuntukan perjalanan kereta malam hari menjadi kurang efektif. Barangkali rute Purwakarta – Bandung atau Cirebon-Purwokerto dengan jalur pemandangan bisa menjadi alternatif menarik untuk rute pagi sampai sore hari” pungkas Whendi memberi masukan.
***
Redaksi Suluhnusantaranews

banner 120x600

Tinggalkan Balasan