Tahun 2023 tinggal berhitung hari Saatnya anak bangsa dari seluruh penjuru negeri menggelorakan Merah Putih, membumikan Pancasila, perkuat dan kolaborasikan Nasionalisme Kebangsaan, Agama & Budaya (NASAB) demi keutuhan dan keselamatan bangsa dari ancaman Terorisme, Khilafah, Radikalisme, Intoleransi SARA dan Politik Identitas yang kian berkembang masive.”
AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) selaku Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) memberikan pernyataan tutup tahun kepada redaksi Suluhnusantaranews:
“Mulai 1 Januari 2023 saatnya kita gelorakan kembali merah putih dengan mengibarkan bendera kebangsaan Indonesia ini sebagai tanda dukungan masyarakat untuk tegaknya NKRI,” ujar Gus Wal.
“Di tengah ketidakpastian kondisi dunia, ancaman pecahnya NKRI secara langsung berasal dari luar, melalui proxy-proxy dalam negeri yang bisa berwujud berbagai macam kedoknya. Termasuk kedok agama, membawa nama ormas atau lembaga agama yang mengusung ideologi transnasional yang berbahaya, yaitu khilafah, dimana pengusung ideologi ini sudah dinyatakan sebagai jaringan kelompok terorisme, justru di banyak negara muslim,” tutur Gus Wal.
PNIB sepanjang tahun 2022 gencar melakukan Kiran merah putih di berbagai daerah. PNIB menjadi satu-satunya ormas konsisten menggalang persatuan dan kesatuan dengan menggelorakan Nasionalisme.
“Sudah saatnya segenap anak bangsa menjalankan Thoriqoh Merah Putih sebagai Thoriqoh Kebangsaan yang harus segera dilakukan. Hal ini dikarenakan sudah sangat massive-nya pergerakan eks FPI, HTI, NII yang tetap eksis di seluruh penjuru negeri. Maraknya pendirian yayasan/lembaga yang bergerak di bidang apapun, terutama di bidang sosial dan pendidikan, dengan tujuan untuk menyebarkan paham ideologi transnasional Khilafah Radikalisme Terorisme. Ajarkan intoleransi SARA juga semakin gencar, tidak mau hormat kepada merah putih, tidak mengakui Pancasila, dan anti terhadap bhinneka tunggal ika,” terang Gus Wal.
“Pun di Indonesia terang benderang proxy asing tersebut yang ingin mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa, dengan munculnya organisasi, perkumpulan, lembaga, bahkan yayasan pendidikan yang mengkader, menggalang massa pendukung ideologi haram terlarang khilafah, radikalisme, dan terorisme,” lanjut Gus Wal
Selanjutnya Gus Wal juga mengajak masyarakat untuk membumikan Pancasila dimana pun dan kapan pun. Baik di lingkungan kampung atau desa, tetangga, sekolah, tempat kerja, kita bumikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Juga kita waspadai berbagai propaganda provokatif yang kadang berasal dari para da’i pengasong khilafah. Jangan sampai masyarakat terkecoh. Mereka mengklaim merasa paling mewakili umat Islam, merasa paling Islam, paling benar. Ceramah-ceramah seperti itu sudah provokatif kalau sudah merasa paling, yang ujungnya anti pemerintah dan menghasut berbuat tindakan-tindakan radikalisme, yang mendukung aksi terorisme,” tutur Gus Wal.
Gus Wal juga berpesan agar kita menolak da’i provokator pengasong ideologi khilafah dan politik identitas, yang hanya akan memecah belah kerukukan umat beragama dan suku bangsa yang beragam di nusantara ini.
“Tolak dan lawan khilafah radikalisme terorisme dan politik identitas. Jaga kampung desa dari ideologi transnasional khilafah radikalisme, dan terorisme, bahaya laten ormas terlarang yang telah dibubarkan. Perkuat dan mengkolaborasikan Nasionalisme, Kebangsaan, Agama dan Budaya.”
“Mengingat saat ini getol kelompok “sarabpatinggenah” pemuja dan pengasong Khilafah Radikalisme Terorisme getol menyatru diri atau berpura-pura menjadi pecinta budaya, namun sejatinya mereka ingin menghancurkan Budaya Nusantara dengan menggantikan dengan budaya luar.” jelas Gus Wal.
Kelompok anti Kebhinekaan ini melakukan segala cara yang bertujuan untuk menghancurkan bangsa Indonesia. Diawali dengan menghancurkan Budaya Nusantara asli Indonesia dan membenturkan antara budaya dengan agama dan Nasionalisme Kebangsaan.
“Ada celah yang ingin mereka masuki dan membuat antar anak bangsa yang nasionalis, agamis dan budaya bertabrakan, hal ini bisa kita endus dari adanya infiltrasi di daerah Malang ini, ada beberapa oknum pegiat budaya yang masuk partai politik yang mendukung Khilafah Radikalisme Terorisme dan anti terhadap Budaya Nusantara.” ungkap Gus Wal.
Tahun 2023 menjadi tahun politik menjelang pemilu serentak 2024. Segala macam cara ditempuh untuk menggantikan kepemimpinan Nasionalis di Indonesia. Hanya dengan persatuan dan kesatuan menyadari Khilafah, Intoleransi, Radikalisme adalah musuh bersama, itulah pertahanan terbaik demi tetap tegaknya NKRI
***
Koresponden SN-Jatim