PNIB Menepis Tuduhan Nasdem Sebagai Aksi Rekayasa Pada Penolakan Anies

PNIB Menolak Politik Identitas

banner iklan 468x60

Aksi penolakan kedatangan Anies Baswedan di kota Solo beberapa waktu lalu berbuntut komentar dari petinggi Partai Nasdem.

“Nggak ada masalah, itu rekayasa semua. Nanti mereka akan capek sendiri. Nggak apa-apa, Mas Anies makin dizalimi makin bagus,” kata Ketua DPP NasDem Effendy Choirie (Gus Choi) kepada wartawan, Senin (26/12/2022).

Pernyataan Gus Choi ditanggapi oleh Gus Wal selaku Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) yang bertindak sebagai inisiator seruan Penolakan tersebut.

“Anggapan aksi kami sebagai rekayasa itu justru menunjukkan kekhawatiran dari petinggi Nasdem sebagai timses Kampanye terselubung Anies di Solo. Semua aksi penolakan Anies sebelumnya di Bondowoso, Jombang, Malang Raya, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung memang rekayasa kami untuk menyadarkan masyarakat atas kelakuan bapak politik identitas yang sudah kebablasan” tegas Gus Wal.

Aksi penolakan puluhan massa yang terjadi di pintu keluar tol Klodran yang sempat viral dilakukan oleh massa PNIB. Tidak hanya aksi orasi, puluhan spanduk tolak Anies Baswedan juga bertebaran di tiap sudut kota Solo.

“Setelah gagal menyambangi beberapa kota di Jawa Timur, timses Anies bergerak ke Jawa Tengah. Mereka pikir massa PNIB hanya ada di Jawa Timur. Kami ada di tiap kota, bergerak dengan kesadaran akan bahaya laten politik identitas berkedok apapun. Semua kami lakukan dengan sukarela tanpa imbalan apapun. Beda dengan relawan Anies yang datang setiap kali kunjungan. Uang transport untuk satgas dan nasi bungkus berkaret hijau berisi tahu tempe. Yang karet merah isi ayam khusus koordinatornya” seloroh Gus Wal tanpa basa-basi.

Kunjungan Anies Baswedan ke kota Solo dengan alasan menghadiri undangan pernikahan koleganya pada akhirnya hanya alibi. Pada hari yang sama Anies terlihat berjalan-jalan mengunjungi Pasar Gede Solo.

“Kalau kami dianggap mendzalimi Anies sah-sah saja. Sebagaimana Anies juga mendzalimi masyarakat dengan kebohongan-kebohongan, memutar balikkan fakta dan rekayasa kata. Ngakunya muslim tapi mendapat nama baru Yohanes dari Gereja fine-fine saja. Ngaku pribumi asli, tapi ternyata keturunan Yaman. Partai pengusung Anies sudah kehabisan cara mempopulerkan dia, hingga kebohongan jadi bahan kampanye. Itu yang membahayakan bagi kerukunan umat beragama” jelas Gus Wal membuka fakta.

PNIB sejauh ini konsisten menyuarakan penolakan khilafah, intoleransi, radikalisme dan politik identitas. Aksi-aksinya di berbagai daerah membuat gerah kelompok-kelompok anti pemerintah yang bergerak masif. Sepanjang tahun 2022 gerakan membumikan Pancasila dan Merah Putih mendapat apresiasi potong dari berbagai lapisan masyarakat.

“Mulai awal tahun 2023 nanti PNIB akan semakin masif juga bergerak di berbagai tempat dan lini. Melawan sampai kiamat gerakan khilafah, intoleransi, radikalisme wahabi Terorisme dan politik identitas dimanapun. Kami berada dibelakang Pemerintah yang sah dan Allah SWT Tuhan yang maha esa bersama kami” pungkas Gus Wal.

***

banner 120x600

Tinggalkan Balasan