Musibah banjir beberapa kawasan di Kota Kudus Desember 2022 lalu mengharuskan lebih dari 1000 warga mengungsi. Salah satu tempat penampungan pengungsi yaitu Aula Gereja GKMI Tanjung Karang Kudus.
Warga pengungsi dengan pelengkapan tidur seadanya bertahan tinggal di aula gereja tersebut. Pengurus GKMI Tanjung Karang, Boedi Poedjijono mengatakan gereja tersebut memang sudah sering dijadikan tempat pengungsian. Setiap banjir besar seringkali jadi pengungsian, mulai 2021 sudah digunakan untuk mengungsi.
Pemberitaan di media sempat mendapat banyak simpati adalah foto-foto warga pengungsi sedang melakukan ibadah sholat di gereja tersebut. Dengan latar belakang panggung misa kebaktian berikut lambang salib besar, warga melakukan ibadah sholat dengan khusus tanpa merasa terusik melakukan ibadah di aula gereja.
Toleransi antar umat beragama sudah yang menjadi adat dan budaya bangsa terlihat jelas. Tidak ada saling klaim kebenaran meskipun berbeda keyakinan. Munculnya kelompok-kelompok yang menyuarakan kebenaran keyakinannya dengan memaksakan kehendak, tidak sebanding dengan semangat toleransi mayoritas.
Karena sesungguhnya setiap manusia mempunyai tanggungjawab ibadah kepada penciptanya, bukan kepada pemeluk agama lain
***
Koresponden SN-Jateng
