MEGAWATI NAMANYA

banner iklan 468x60

Jalan pikiran itu jelas sesat. Itu kalau tak mau dibilang bodoh. Tapi luar biasanya, gagasan atau nalar berpikir seperti itu, entah bagaimana caranya, oleh banyak pihak dianggap benar.

Meriah, suara mulut mereka saat sibuk mengglorifikasikan sesuatu yang mereka sendiri pun tak tahu. Bagi mereka, yang penting ramai. Yang penting, itu tampak benar karena banyak orang juga bilang seperti itu.

“Megawati menjadi besar, karena nèbèng nama besar Soekarno”. Demikian mereka sering menyatakannya dalam bungah. 

Tak hanya berkata, pongah caranya berungkap pun mereka tonjolkan. Mereka pamer kebodohan.

Hal itu sering mereka ungkapkan dalam banyak kanal. Lisan maupun tulisan, orasi maupun narasi, terus dan terus mereka gunakan. Hanya untuk berungkap marah atas sesuatu.

Benarkah Megawati nèbèng nama besar Ir. Soekarno, Presiden pertama republik ini demi keuntungan pribadinya karena alasan subyektif bahwa beliau adalah ayahnya? 

Dalam nalar yang lebih bisa dipertanggung jawabkan, dalam logika sederhana atas fakta sejarah, ada wajah bu Mega yang lain yang justru telah berhasil KEMBALI membuat nama besar sang ayah yang dulu pernah sangat besar dalam track yang lebih BENAR.

Bukan sekedar nama besar, namun nama yang hidup, bernafas dan menggerakkan sendi kebangsaan negara besar bernama Indonesia. Jati diri bangsa ini ingin dibuat lebih tegas.

Bu Mega tidak sedang berselancar dalam nama besar itu, beliau justru terlihat bersusah payah untuk selalu dan selalu terus meniupkan angin itu agar kegiatan selancar itu dapat dilakukan.

“Maksudnya?”

Setelah pak Harto melengserkan pak Karno, semua hal terkait nama baik, nama besar presiden besar itu, sebisa mungkin disembunyikan. SEMUA hal tentang pak Karno, bila tak mau menggunakan kata dilarang, itu diharamkan.

Memuji apalagi mengglorifikasi sejarah terkait Soekarno hanya akan berakibat tak baik.

Kadang, karena satu dan lain hal yang tak tahu karena sebab apa, tiba – tiba anda sudah didatangi aparat. Label atau cap PKI, mudah dilekatkan.

Tak terlalu berlebihan bahwa di zaman Orde Baru, segala hal terkait Soekarno benar – benar disingkirkan. Secara perlahan dan namun pasti, heroik kisah sang proklamator itu dijauhkan dari rakyat dan sejarah.

Nama beliau hanya muncul manakala upacara bendera. Pembacaan teks proklamasi menyebut Soekarno dan Hatta.

Bila masih ada, meneriakkan namanya hanya akan terjadi dalam rapat – rapat gelap oleh para pemuda dan mahasiswa pergerakan.

Namanya sering jadi rujukan bagaimana seharusnya pemuda Indonesia berjuang bagi bangsa dan negaranya. Heroik kisah nya memproklamasikan merdeka bangsa ini berbicara tentang hakikat perjuangan.

Ga percaya? Tanya saja Budiman Sudjatmiko dan banyak mahasiswa pergerakan yang berpuncak pada Reformasi 98.

Gak hanya pernah dipenjara, Budiman dan banyak pemuda pergerakan itu digebuk dengan popor senjata milik aparat saat ditangkap karena demo adalah upah wajar yang lain.

Secara perlahan, gemilang sejarah yang pernah diukir oleh Soekarno diredupkan. Pak Harto seolah tak ingin ada nama masyhur Soekarno dalam belantara politik miliknya. 

Dan itu berlangsung selama hampir 20 tahun. Nama itu seperti sengaja selalu disembunyikan. Tak baik untuk disebut apalagi dipuja. Yang ngèyèl pasti di PKI kan.

Baru pada tahun 1986 Orde Baru memberi status Pahlawan Proklamasi kepada sang proklamator itu. Itu adalah keniscayaan sejarah yang memang tak mungkin dapat terus disembunyikan.

Siapapun tak mungkin dapat terus menyimpan rapat sejarah itu. Teks proklamasi bicara namanya.

Seperti gayung bersambut, nama Mega langsung dikaitkan dengan nama besar sang ayah. Itu terjadi saat bu Mega ikut pemilihan DPR RI 1987. Dia dianggap dapat terpilih karena sebab nama besar ayahnya.

Dia memang secara otomatis terbawa dan hanyut pada deras arus nama sang ayah. Namun ketika karena alasan itu bu Mega lantas dianggap hanya memanfaatkan atau mengambil aji mumpung, itu ngawur.

Pada perspektif normal, nama orang tua berdampak pada anak, itu adalah wajar sebagai sebab akibat. Itu PASTI terjadi pada siapa pun yang juga punya seorang ayah yang terkenal. Bukan monopoli anak Soekarno saja.

Namun apakah Megawati berselancar dan hanyut dalam kenikmatan arus itu, fakta berbicara lain. Dia tak terjebak pada nama besar dan berhenti, dia justru terlihat berusaha menghidupkan kembali nama itu. Bukan hanya ingatan akan nama, tapi jiwa yang hidup.

Seperti pisau bermata dua, saat Megawati menerima berkah nama besar sang ayah, itu adalah satu sisi. Sisi mata pisau yang lain, yang bahkan lebih tajam, bu Mega menghidupkan kembali ruh Soekarno. Dia membawa nafas baru pada PDI, nafas Soekarno.

Dan itu membuat murka Soeharto. Itu tak bisa diterima oleh pak Harto. Konon, dalam gundahnya, pak Harto harus turun tangan secara langsung. Itu tercatat dalam sejarah.

Orde Baru dicatat oleh sejarah pernah berusaha mendongkel Megawati dari Ketua Umum PDI. Peristiwa Kudatuli yang membakar Jakarta pada juli 1996 bercerita tentang itu.

Kita bisa berdebat panjang lebar tentang bu Mega yang dompleng nama besar pak Karno, namun kembali menghidupkan ideologi Soekarno jelas hal yang lain.

Bu Mega membawa kebaruan pada PDI lama, sebuah partai yang pada awalnya adalah kepanjangan tangan Orde Baru. Dan itu, paling tidak, telah membuat PDI Perjuangan menjadi satu – satunya partai politik yang memiliki ideologi.

Pada kisah ini, bukan romantisme anak dan ayah biologis semata berbicara, ayah dan anak ideologis lebih memberi warna dominan. Bukan ayah biologis ingin dia ambil menjadi milik, ideologi sang ayah kembali hidup dia perjuangkan.

Atas kisah itu, pantaskah cercaan bahwa bu Mega mengambil untung karena beliau anak biologis Soekarno belaka? Silahkan berdebat.

Debatkan itu dengan nalar sehat bukan membawa rasa suka dan tidak suka apalagi menghina.

Beliau adalah perempuan pertama yang pernah menjadi presiden Indonesia. Beliau tokoh reformasi. Megawati namanya.

Orang biasa seperti kita bisa jadi Presiden, itu karena reformis sikap dan tindakannya.

Gak percaya? Tanyakan saja pada pak Jokowi.

RAHAYU

Karto Bugel

Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02CFiwsg4gkDt5EHN1kG8eEnyF5ZGBK26HvcJ45DnKrgetJWvzAziUPWqqqprhFBT8l&id=100042100440357

 

banner 120x600

Tinggalkan Balasan