Beredar spanduk dukungan Anies Baswedan untuk menegakkan khilafah di Banten. Tidak diketahui siapa yang memasang spanduk di tepi jalan raya tersebut. Tetapi tercantum logo kelompok HTI dalam spanduk bersanding dengan foto mantan Gubernur DKI tersebut.
Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) yang selama ini menjadi ormas paling lantang menyuarakan penolakan Anies Baswedan di berbagai daerah, mengeluarkan kecaman pedas.
“Kelompok HTI berada di belakang dukungan pencapresan Anies. HTI sebagai organisasi sesat yang sudah dibubarkan pemerintah, ternyata masih eksis memprovokasi publik dengan mendompleng popularitas Anies. Penolakan PNIB pada kelompok HTI selama ini semakin terbukti bukan asal gebug. PNIB tidak pernah putus mengkampanyekan bahaya laten kelompok HTI, FPI, Intoleransi dan radikalisme, kerena mereka masih ada” jelas Gus Wal selaku Ketua Umum PNIB kepada awak media Suluhnusantaranews.
Paham khilafah yang sudah dibubarkan pemerintah karena memecah belah umat Islam, menggunakan berbagai cara untuk hidup kembali. Anies Baswedan dianggap menjadi sosok yang tepat untuk didukung demi memperjuangkan faham mereka.
“Paham khilafah tidak jauh dengan modus politik identitas. Anies sebagai bapak politik identitas dikenal dekat dengan kelompok tokoh-tokoh radikal intoleransi. Dan kini sedang bersafari politik di berbagai daerah untuk mendapat dukungan sebagai Capres 2024. Masyarakat yang mendukung Anies Baswedan akan sejalan pahamnya dengan kelompok HTI” imbuh Gus Wal.
PNIB sepanjang tahun 2022 lalu sudah bergerilya melakukan penolakan kehadiran Anies di berbagai daerah. Beberapa acara kampanye terselubung Anies Baswedan sempat dibatalkan karena aksi penolakan PNIB bersama tokoh dan elemen masyarakat. Diantaranya di Jombang, Malang, Banyuwangi, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Madura. Dimana ada acara Anies Baswedan, disitulah PNIB hadir melakukan penolakan.
“Masyarakat sudah waktunya dibukakan fakta tentang Anies yang sesungguhnya. Selama ini rakyat dibohongi oleh mulut manis dan pencitraan secara masif. Kepentingan skenario kekuasaan berada dibalik semua panggung Anies, tidak ada kepentingan umat. Yang ada hanya kepalsuan yang dibungkus fanatisme golongan. Indonesia milik semua golongan, kesadaran itulah yang membuat NKRI masih ada dan berdiri hingga hari ini” kata Gus Wal membuka fakta.
Kewaspadaan kita semua akan upaya adu domba dari pihak asing menjadi modal mempertahankan NKRI dan Pancasila. Budaya luhur bangsa adalah saling menghormati perbedaan, bukan memusuhi perbedaan. Kelompok HTI dan manifestasinya masih terus berupaya menggerogoti bangsa dan negara. Tanggung jawab kita bersama untuk mewaspadai, menolak dan jika perlu melawan.
***
Redaksi Suluhnusantaranews