Sarana Sekolah Di Sumba Barat Daya Yang Dilupakan Ratusan Triliun Dana Alokasi APBN Untuk Pendidikan

Kabar Daerah

Tambolaka, Suruhnusantaranews. Sekolah Dasar (SD) Angsol, Gallu Tanah, Desa Bukambero Kec Kodi Utara Kab Sumba Barat Daya kondisinya sangat memprihatinkan. Sekolah yang berdiri sudah cukup lama ini tepatnya pada tahun 2015, fasilitasnya secara kasat mata saja sangat tidak layak dengan kondisi keadaan anggaran pendidikan Nasional yang katannya 20% untuk mencerdaskan anak bangsa dari keterbelakangan.

Awak media yang berada di lokasi mendapati 4 bangunan yang dijadikan ruang aktivitas belajar mengajar. Terdiri 7 ruang kelas dan tidak ada ruang guru. Bukan hanya itu, bangunan yang dimaksud juga masih berdinding dari anyaman kulit bambu dan lantai nya masih dari tanah.
Sedangkan atapnya menggunakan seng yang bocor dimana mana, tanpa plafon. Terasa sangat panas ketika siang hari bolong.

Sedangkan bangku serta kursi untuk para siswa belajar pun terbuat dari lembaran papan kayu racuk lalu dibentuk kaki bangku dan meja dari kayu mangga, yang tidak disugu lagi. Para siswa siswa akan merasakan sangat gatal duduk di tempat belajar seperti itu.

Dengan menyamar awak media berhasil mewawancarai salah satu guru yang tidak bersedia disebut namanya. Inisialnya S (40) merupakan salah satu guru kelas, SD Angsol. Dituturkan S kepada awak media akan keadaan sekolah ini yang mana ia mengaku mengajar di SD tersebut semenjak awal SD Angsol berdiri semenjak tahun 2015.

Sebagai pendidik S menyampaikan isi hati nya bahwa keadaan di sekolah tempatnya mengajar ini sangat jauh dari kata nyaman dalam menyampaikan dan mendidik anak anak untuk menjadi manusia Indonesia sejajar dengan Provinsi dan daerah lainnya.

Disebutkan S selama mengajar sekolah ini tidak memiliki buku pelajaran dan S mengetahui bahwa untuk berlangsung nya proses belajar mengajar, sebenarnya pemerintah telah menjamin dengan namanya Dana Operasional Sekolah (BOS) yang berbagai macam jenisnya.

Mirisnya nya lagi belakangan dirinya bersama guru yang notabene tenaga honorer tidak menerima gaji selama 8 bulan. Sementara itu Kepala Sekolah SD Angsol, Agustinus saat dikonfirmasi akan keadaan tersebut tidak banyak yang bisa dia perbuat. Agus mengaku telat nya pembayaran gaji guru disebabkan persoalan laporan dan pengajuan dana BOS yang tidak kunjung selesai sehingga terlambat dan tidak ada dana masuk alias gagal prosedur.

Sementara itu, Ketua Yayasan Tunas Timur yang merupakan organisasi nirlaba yang menaungi SD tersebut sepertinya melempar persoalan kepada Kepala Sekolah. Bagi dia persoalan sekolah adalah tanggungjawab kepala sekolah. Padahal menurut kepala sekolah terkait pengelolaan Dana BOS dibutuhkan kerjasama dan intervensi dari Ketua Yayasan Tunas Timur.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kab Sumba Barat Daya saat dikonfirmasi akan keadaan tersebut menyampaikan pernyataan yang tidak kalah mengejutkan. Alih-alih memberikan jawaban justru awak media dialihkan untuk mengkonfirmasi Ke Kadisdik Sumba Barat Daya dan Anggota DPRD Komisi Kesra.

Inilah realita yang terjadi di salah satu sudut negeri.
***
Reporter Suluhnusantaranews Sumba Barat Daya (Marcelinus)

Tinggalkan Balasan