Budiman : Sesuai Analisa Bung Karno, Indonesia Mengalami Masa Keemasan Pada 2045 Ditandai Dengan Fenomena Global Sebelumnya

Geopolitik

banner iklan 468x60

Dalam buku Dibawah Bendera Revolusi yang berisi tulisan, pidato hingga pokok-pokok pemikiran Bung Karno, Budiman Sudjatmiko memberikan pandangannya. Sosok politikus PDI-Perjuangan tersebut mengapresiasi sebagai sebuah ilmu filosofi.

“Ini cara berpikir Bung Karno yang berkorelasi antara geopolitik dan desa, masa lalu dan masa sekarang. Perang Dunia yang terjadi di Asia dan Eropa akan berpengaruh pada kehidupan petani di Tasikmalaya, nelayan di pantai Cirebon. Kemiskinan yang terjadi di desa-desa penyebab utamanya perang besar antar negara kolonialis dalam rangka berebut negara jajahan. Situasi peperangan memaksa negara-negara jajahan menanggung pembiayaan perang mereka dengan hasil bumi dan kekayaan alam” papar Budiman dalam sebuah acara diskusi tentang Marhaenisme dan Bung Karno.

Dalam Buku Dibawah Bendera Revolusi Jilid I yang berisi tulisan Bung Karno dari tahun 1926 hingga 1941 sarat dengan analisa jangka panjang terkait situasi dunia.

“Bung Karno menyampaikan bahwa kita dan dunia dihadapkan pada dinamika yang bergerak hebat, khususnya di kawasan Eropa.  Revolusi Industri II di awal abad ke 20 dengan penemuan teknologi listrik menjadi awal meledaknya penemuan-penemuan baru lainnya. Bersamaan dengan itu wabah flu Spanyol 1918 yang membunuh hampir 100 juta jiwa di seluruh dunia menjadi anomali bagi ilmu kesehatan. Disusul Perang Dunia I dan II tahun 1914 dan 1939 melibatkan banyak negara Imperialis besar. Berperang memperebutkan wilayah kekuasaan dengan mempertaruhkan banyak hal” lanjut Budiman.

Menurut Budiman dengan pertimbangan geopolitik perseteruan kekuatan-kekuatan besar, Bung Karno sudah bisa memprediksi sebuah tatanan dunia baru pasca peperangan terkait situasi Indonesia. Indonesia menjadi terjajah karena situasi geopolitik meskipun itu nun jauh di Eropa. Indonesia baru akan bisa merdeka setelah perang besar dan pergolakan dunia berakhir.

“Pada pertengahan tahun 1945 Perang Dunia II menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Pergerakan Nasional di Indonesia sudah semakin masif menuntut kemerdekaan. Hasilnya Proklamasi 17 Agustus 1945 menjadi jembatan emas kemerdekaan Indonesia yang tidak bisa dihalangi pihak manapun. Beberapa negara kecil lain menyusul memproklamirkan kemerdekaannya. Dunia terbelah menjadi 2, blok barat dan timur menjadi perang dingin terdahsyat efek sisa perang dunia. Waktu bergulir, geopolitik berjalan sesuai arah bandulnya, menjadi siklus kolonialis dengan pelaku yang tidak jauh berbeda. Analisa Bung Karno tentang persoalan global yang berpengaruh pada situasi desa di Indonesia kembali bertemu variabel. Revolusi Industri 4.0 di bidang teknologi cyber, internet dan pertukaran data terjadi sejak 2011. Menjadi variabel saat kebangkitan Revolusi Industri II. Bersambut 10 tahun kemudian pandemi covid-19 yang merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia serupa flu Spanyol. Dan bukan sebuah kebetulan jika Perang Rusia dan Sekutu dengan menempatkan Ukraina sebagai proxy menjadi representasi perang dunia juga” lanjutnya.

Apa yang kemudian terjadi pasca 3 momentum global tersebut. Budiman menyampaikan pemikiran Bung Karno menembus ruang dan waktu. Dunia akan dikocok ulang tatanan kehidupannya, efek pandemi covid-19 dan perang Rusia menyebabkan resesi global. Namun itulah momentum kebangkitan kemerdekaan Indonesia tahap kedua.

“Tepat 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045, kita meyakini sesuai prediksi Bung Karno akan mengambil peran penting dalam percaturan global. Tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 45 menemukan momentumnya yaitu : Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Bahtera Indonesia akan sampai pada pelabuhan 100 tahun Indonesia merdeka sesuai amanat pembukaan UUD’45, dengan berbagai dinamikanya dengan satu syarat : Indonesia harus dipimpin oleh nahkoda yang paham dan memahami cara berpikir Bung Karno, dipegang oleh murid-murid ideologi Bung Karno. Bukan diambil alih kepemimpinan oleh murid kelompok khilafah” pungkas Budiman menyimpulkan paparannya tentang analisa Bung Karno.
***
Redaksi Suluhnusantaranews ( Dahono Prasetyo)

banner 120x600

Tinggalkan Balasan