Petani Mengeluh: Harga Beras Meroket, Harga Gabah di Pati Nyungsep

banner iklan 468x60

Pati.suluhnusantaranews – Tingginya harga beras di pasaran saat ini tergolong tinggi. Rupanya tidak sebanding dengan harga jual gabah di tingkat petani. Petani, justru mengeluhkan anjloknya harga jual gabah. Kondisi itu saat ini dirasakan oleh petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Harga gabah di Kabupaten Pati justru kebalikannya. Kondisi buruknya harga gabah itu dikeluhkan para petani di Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo,  saat memanen tanaman padi sisa banjir kemarin.

Tingginya harga beras di pasaran, harga jual gabah saat ini di kisaran Rp 5.100 hingga Rp 5.400 rupiah per kilogram. Padahal satu bulan sebelumnya harganya bisa mencapai  Rp 6.200 hingga Rp 6.500 per kilogram.

Anjloknya harga gabah yang signifikan ini dinilai petani sangat memberatkan. Harga jual gabah tingkat petani ini juga tidak sebanding dengan biaya operasionalnya. Petani mengeluhkan dengan mahalnya harga pupuk, obat-obatan serta solar subsidi yang sulit untuk bahan bakar mesin pompa air pengairan irigasi.

Dengan harga jual dikisaran Rp 5.000, maka petani dipastikan merugi dan tidak balik modal. Sementara saat ini harga beras di pasaran terus mengalami kenaikan. Kondisi inilah yang membuat petani heran

Salah seorang petani di Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Kamelan, mengeluhkan kondisi harga gabah sekarang ini. Menurutnya, petani yang melakukan produksi justru yang menjadi korban. Saat panen raya harga gabah tidak terkendali bahkan terpuruk. Sementara harga beras meroket tidak terkendali. Petani selalu dipermainkan tengkulak, karena tidak bisa mengakses langsung ke Bulog.

Kamelan salah satu petani di Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati menjelaskan, satu kg beras di Kabupaten Pati saat ini dibandrol Rp 11.500 hingga Rp 13.000 per kg. Sementara harga jual gabah kering hanya sekitar Rp 5.100 hingga Rp 5.400 per kg. Harga jual gabah kering ini menurun dibanding bulan lalu,”bebernya. Jumat (24/2/2023).

Menurut Kamelan,   harga gabah kering berkisar Rp 6.200 hingga Rp 6.500 per kg ,harga jual gabah itu tak sebanding dengan biaya operasionalnya. Lebih lagi, saat ini ia kesulitan mendapat pupuk subsidi.  ’’Harga segitu kita (petani) rugilah. Saat ini pupuk mahal, obat-obatan (penumpas hama) juga mahal, solar subsidi sulit. Ini balik modal saja syukur,’’ keluhnya. (tim SN/Pati).

banner 120x600

Tinggalkan Balasan