
Pati.suluhnusantaranews – Kesenian Tayub merupakan tradisi yang masih terus dilakukan masyarakat pesisir utara Pulau jawa, khususnya di Kabupaten Pati. Tradisi ini dilakukan minimal setahun sekali dalam acara Merdi Bumi atau Sadranan. Di salah satu desa di Kabupaten Pati, tradisi tayub ini juga dianggap sebagai pestanya para kaum petani terutama saat pesta panen padi.
Penyelenggaraan Merdi Bumi atau Sadranan merupakan tradisi tahunan yang digelar di Desa Arum Manis kecamatan Jaken kabupaten Pati, pasca panen raya hasil pertanian tanaman Padi. Pelaksanaan merdi bumi atau sadranan tersebut biasanya di gelar pada siang hari dengan menampilkan kesenian tradisional lokal Tayub. Kegiatan kali ini diikuti seluruh warga Petani Desa Arum Manis kecamatan Jaken dalam satu tempat/lokasi.
Dalam rangkaian merayakan musim panen padi dengan tayuban tradisional ngrobok asli Pati. Adalah suatu acara tahunan yang digelar setiap musim panen oleh masyarakat tepatnya di desa Arumanis kecamatan Jaken kabupaten Pati, juma’at (24/02/2023).
Sebagai wujud syukur dan melestarikan adat budaya warisan leluhur sebagai kearifan lokal masyarakat desa Arumanis selalu mengadakan acara tayuban di tepi sawah, punden cikal bakal desa arumanis tempat leluhur (pepunden desa).
Menurut kepercaya’an masyarakat Pati tradisi Ngrobok adalah sebuah tradis penghormatan kepada dewi sri yang menurut keyakinan masyarakat jawa secara turun temurun dewi sri merupakan salah satu dewi penjaga (bumi) padi yang memberikan rejeki pangan bagi semua makhluk hidup yang ada bumi.
Pada sa’at pelaksana’an acara Ngrobok dua tempat siangnya di lokasi sawah malamnya diadakan di kediaman rumah lurah atau kades.
Berdasarkan pantauan newsmetro, tradisi Tayub dipercaya sudah ada sejak masa kerajaan Singasari. Pertama kali digelar pada masa pemerintahan Prabu Tunggul Ametung. Kemudian tradisi ini berkembang di Kerajaan Kediri dan Majapahit.
Pada zaman ini, tradisi ini dilakukan sebagai bagian dari upacara syukuran bagi para pemimpin pemerintahan yang mendapatkan jabatan baru atau sebagai ritual doa bagi prajurit yang akan maju berperang.
Saat agama Islam masuk ke Indonesia, tradisi Tayub jarang dilakukan, khususnya yang berada di dekat dengan pusat kerajaan, seperti yang ada di Demak. Tradisi Tayub pada masa itu hanya dilakukan di daerah pedesaan.
“Mangayu bagyo’ kepada warga masyarakat Desa Arumanis yang telah melaksanakan Panen Padi tahun ini dengan kegiatan Merdi Bumi yang sudah menjadi tradisi agar di ‘Uri-uri’ (dilestarikan), karena kegiatan ini merupakan potensi lokal yang patut dilestarikan dan dijaga sebagai pengkayaan budaya lokal yang hidup ditengah masyarakat di Desa Arumanis. (tim SN/Pati).