Gelar Ngaji Kebangsaan, PNIB Deklarasikan Tolak Politik Identitas Ancaman Persatuan Bangsa

PNIB Menolak Politik Identitas

banner iklan 468x60

Indonesia butuh Politik yang berintegritas berdasar semangat Nasionalisme Kebangsaan. Indonesia tidak butuh Politik Identitas berorientasi agama tertentu yang menimbulkan perpecahan dan disintegrasi bangsa

Demikian kesimpulan acara Ngaji Kebangsaan yang diselenggarakan oleh organisasi lintas agama dan budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB). Acara yang dikemas diskusi sarasehan dengan menghadirkan Khatib Am PBNU KH Said Asrori, Ketua Bawaslu Magelang Habib Shaleh, KH Labib Asrori Sekjen PNIB Abbet Nugroho dan anggota DPRD kota Magelang Agus Sugiyono SH.

Diselenggarakannya pada hari Sabtu, 4 Maret 2023 di Panggung Nusantara, Kampung Dolanan Sodongan Borobudur Magelang. Acara yang mengusung Thema : Politik Identitas Ancaman Kesatuan Dan Persatuan NKRI dihadiri para tokoh masyarakat, perwakilan Kodim dan Polres Magelang dan juga masyarakat umum pencinta NKRI.

AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) selaku Ketua Umum PNIB sekaligus penyelenggara memberikan beberapa catatan penting hasil Ngaji Nusantara yang digelar untuk kesekian kalinya.

“Persatuan dan kesatuan bangsa ini sedang dipertaruhkan sejak tercetusnya strategi politik identitas. Tidak hanya dalam pemilu, bahkan dalam kehidupan sehari hari sering kita temui sekelompok dengan identitas tertentu melakukan diskriminasi kepada kelompok minoritas lain. Semua berawal dari intoleransi yang terus disuarakan ustadz dai’ da’i provokator yang masih dibiarkan berdakwah di mimbar dengan menyebarkan kebencian mengatasnamakan ayat dan tafsir” papar Gus Wal saat diwawancarai awak media Suluhnusantaranews seusai acara.

Ngaji Kebangsaan menjadi agenda perjuangan PNIB dalam rangka menggelorakan merah putih dan membumikan Pancasila. Gus Wal menilai negara kita telah disusupi ideologi asing yang tidak sesuai dengan adat dan budaya adiluhung warisan pendiri bangsa.

“Ideologi asing itu masuk melalui penyusupan yang sistematis dan sudah dilakukan sejak lama. Salah satunya melalui partai politik, kemudian berkembang di tempat-tempat ibadah. Dan yang lebih dalam lagi menyusup di dalam lembaga pendidikan. Tanggungjawab kita sebagai pecinta NKRI tidak sebatas hanya berkomentar di medsos ataupun media. Melayani provokasi kelompok sarapatigenah adalah pekerjaan yang sia-sia. PNIB konsisten melawan ideologi asing itu dengan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan aksi-aksi penolakan di berbagai daerah. Dan yang lebih penting lagi bersinergi dengan TNI Polri, Densus 88 dan BNPT sebagai garda terdepan penjaga NKRI” papar Gus Wal.

Dalam acara yang juga dihadiri Kodim dan Kepolisian tersebut, sepakat untuk bersinergi menentukan sikap. Bahwa politik identitas itu harus dilawan dengan politik integritas.

“Jaga kampung, desa dan rumah ibadah dari strategi mereka mempengaruhi warga untuk tujuan politik sesaat. Mari kita bergandengan tangan bersatu mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara dari ancaman ideologi asing. Kalau bukan kita siapa lagi, semuanya untuk anak cucu kita kelak. Jangan sampai bara perpecahan bangsa itu dimulai dari lingkungan sekitar kita. Mereka hanya segelintir kelompok yang dibiayai pihak asing, tetapi tidak berpikir tentang keselamatan masa depan bangsa” himbau Gus Wal dengan tegas.
***
Koresponden Suluhnusantaranews Magelang (Ahmad Syahroni)

banner 120x600

Tinggalkan Balasan