Sosok pendiri Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko M.Sc, M.Phil dalam sebuah wawancara menyampaikan pendapatnya terkait Bung Karno. Bapak Marhaenisme dan Proklamator Kemerdekaan, Ir Soekarno didefinisikan dasar pemikirannya dengan ide istilah Algoritma Bung Karno.
Dalam definisinya, Algoritma menjadi sebuah rangkaian jaringan instruksi saling terhubung yang berproses melahirkan instruksi/tujuan baru.
“Algoritma Bung Karno itu cara berpikir, cara kerja, prosedur berpikir, bekerja dan berjuang ala Soekarno” jelas Budiman.
Penggunaan kata algoritma dalam konteks era informatika, yaitu men-digital-kan, me-matematika-kan. Cara berpikir Bung Karno berupa algoritma yang didigitalkan untuk menyelesaikan persoalan bangsa maupun global.
Paparan menarik meski lumayan membuat jidat berkerut membentuk tanda tanya.
Logika berpikir Bung Karno tentang Penjajahan, Nasionalisme, Sosialisme, Anti Kapitalisme dan Kolonialisme, Geopolitik, kemandirian ekonomi, keragaman kultur dan budaya serta kemerdekaan adalah sebuah jaringan instruksi.
Maka 5 logika pemikiran Bung Karno bisa disimpulkan :
1. Pemahaman atas ruang geopolitik
2. Pemahaman atas waktu sejarah
3. Pemahaman atas level pengorganisasian masyarakat
4. Pemahaman atas kematangan organisasi perjuangan masyarakat
5. Kemampuan berimajinasi tentang kemajuan bangsa
Kelima unsur itulah algoritma Bung Karno
“Jika kelima unsur pemahaman tersebut kemudian diinput data terkini tentang G20, perang Rusia-Ukraina, revolusi industri 4.0, Pandemi, maka proses algoritma Bung Karno terjadi untuk menyelesaikan masalah” jelas Bung Iko, sapaan akrabnya.
Algoritma Bung Karno tidak berlaku substantif per kasus. Potensi keanekaragaman dan kekayaan bangsa yang ada sejak dulu hingga sekarang adalah sebuah mega data.
“Ada 3 hal terkait keanekaragaman yang kita miliki. Satu : keanekaragaman hayati flora fauna (kita terkaya di dunia baik di darat maupun di laut). Kedua : keanekaragaman Sosio kultural (suku, adat, budaya). Dan ketiga : Keanekaragaman mineral. Jika ketiganya kemudian diproses menggunakan algoritma Bung Karno yang lima unsur tadi tadi, maka kita merasa di depan. Bukan lagi menjadi obyek tetapi menjadi subyek” lanjutnya.
Algoritma Bung Karno adalah kesadaran tentang sebuah potensi, proses mengolahnya lalu menciptakan visi masa depan. Budiman sebatas merumuskannya kembali
Lalu bagaimana dengan apocalypse Soekarno? Bahwa Tuhan menitipkan Soekarno ke Indonesia sebagai magnet inspirasi. Anugerah bagi bangsa yang tidak pernah surut digerus waktu.
***
Penulis : Dahono Prasetyo