PNIB : Tolak Khalid Basalamah Berceramah Di Masjid Al Jabar, Agar Jawa Barat Tidak Diwahabikan Dan Indonesia Tidak Disuriahkan

PNIB Menolak Wahabi

banner iklan 468x60

Masjid Raya Al-Jabar di kota Bandung yang sempat menuai kontroversi karena besarnya biaya pembangunan yang mencapai 1 triliun, kembali menuai pro kontra. Kali ini terkait acara yang diselenggarakan di Masjid yang dibangun menggunakan dana APBD Provinsi Jawa Barat.

Acara Tabligh Akbar bertajuk Gazwah Weekend Festival digelar pada Sabtu (18/3/2023) mengundang penceramah yang merupakan tokoh Wahabi Indonesia, yaitu Khalid Basalamah.

Penceramah beraliran Wahabi sebelumnya marak dihujat masyarakat muslim, lintas budaya dan tradisi. Khalid Basalamah pernah mengajak pengikutnya untuk mengharamkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan hormat bendera merah putih.

Tidak cukup sampai disitu, kesenian wayang yang asli budaya Indonesia pernah diharamkannya. Justru menghimbau kencing onta dihalalkan untuk diminum untuk pengobatan.

Organisasi lintas agama budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) melalui ketua umumnya AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengecam keras acara yang didukung pemerintah provinsi Jawa Barat tersebut.

“Kelompok sarapatigenah sedang berulah lagi, kali ini bekerja sama dengan institusi pemerintah yang seharusnya paham efek mudharatnya daripada manfaatnya. Paham Wahabi menyesatkan dan memecah belah umat, bahkan di negara asalnya Arab sudah dilarang. Di Jawa Barat justru tumbuh subuh dan didukung penyebarannya” jelas Gus Wal kepada media SuluhNusantaranews melalui sambungan telepon.

Gerakan Wahabi dengan berbagai atribut kelompok sudah menjalar masif di setiap lini, tidak terkecuali wilayah Jawa Barat. PNIB yang selama ini gencar menyuarakan penolakan paham asing di berbagai daerah, kali ini kembali bersuara.

“Khalid Basalamah berceramah di masjid Al-Jabar tidak jauh-jauh dari isinya menjelek-jelekkan pemerintahan yang sah. Memprovokasi menebar kebencian kepada pengikutnya untuk melawan NKRI. Masjid Al-Jabar milik masyarakat Jawa Barat dari hasil membayar pajak. Bukan milik sekelompok saja yang bisa seenaknya digunakan untuk memecah belak ummat” lanjut Gus Wal.

Kelompok Wahabi dipastikan Gus Wal mendapat dukungan dana dari luar negeri. Mereka menyelipkan agenda perpecahan antar umat beragama melalui politik identitas. Menggunakan ayat-ayat untuk membohongi masyarakat dengan dalih membela agama.

“PNIB konsisten bersinergi dengan untuk melakukan penolakan pada penyebaran paham impor yang terbukti telah menimbulkan kekacauan. Kami akan melakukan aksi penolakan demi warga masyarakat yang masih setia kepada NKRI. Jangan Suriah-kan Jawa Barat, jangan coba-coba me-wahabikan Indonesia. Acara tersebut berpotensi ricuh dengan penolakan yang sejak kemarin kita sosialisasikan, demi menjaga NKRI” tegas Gus Wal.

Di akhir pernyataannya Gus Wal menyatakan mendukung penuh Densus 88, Polri dan TNI dalam pelarangan dan penindakan tegas terhadap gerakan, program, maupun kajian yang menyebabkan ketidakharmonisan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Menumpas dan menindak tegas paham ideologi transnasional Khilafah Radikalisme Terorisme Intoleransi yang akhir akhir ini mulai bangkit seiring bermekarnya kembali sel sel tidur FPI, HTI dan NII.

***

Koresponden Suluhnusantaranews Jawa Barat (M.Soleh)

banner 120x600

Tinggalkan Balasan