Terlepas dari berpolemik atau tidak, nyali sosok yang satu ini patut diacungi jempol. Mahfud MD sedang berbicara tentang sebuah manipulasi transaksi keuangan. Kebohongan berjamaah yang kemudian tersistem menjadi aturan main.
Bahwa banyak cara orang menyembunyikan uang yang didapat dari hasil tidak wajar. Salah satunya dengan money laundry. Memindahkan catatan keuangan dari satu saldo besar ke banyak rekening dan transaksi, namun uang tidak kemana-mana masih dalam satu kendali kepemilikan.
Mahfud tidak sedang membicarakan hulu, tetapi hilir dari sebuah persoalan.
Barangkali dia sudah lelah membongkar perilaku koruptif di hulu yang setiap hari bertambah. Berkejaran dengan jumlah koruptor yang terungkap. Di hilir tempatnya uang hasil korupsi berkumpul harus dimanipulasi agar tidak terjamah pasal pasal.
Bisa jadi tindak korup yang terungkap hanya sebagian kecil dari yang tidak terungkap. Entah karena modusnya yang semakin mutakhir, atau memang korupsi sudah menjadi salah satu unit usaha.
Semakin berkuasa seseorang, semakin leluasa dia mengatur cara mengamankan dirinya dari jerat hukum. Bagaimana seorang pengusaha hitam, politikus busuk bekerjasama dengan penguasa menciptakan sistem transaksi. Saling melindungi saling berbagi peran.
Semua tentang uang, sebagai sumber segala pemenuhan kepentingan. Mahfud membuka sebuah rahasia umum yang awalnya tabu untuk dibicarakan. Dan dia paham sedang berhadapan dengan lawan raksasa bernama oligarki.
Lingkaran kolusi dari lawan maupun kawan sendiri.
Hingga menjadi semacam strategi busuk : Jadilah kawan, kerabat, keluarga besar atau orang kepercayaan dari seorang koruptor. Siapa tahu bisa jadi brankas hidup tempat menitipkan hartanya tanpa khawatir ikut tersangkut tapi turut menikmati hasilnya.
Mahfud seorang pakar hukum politik, apa yang dia sampaikan sudah terukur. Akan berdampak seperti apa, sudah diperhitungkan sejak dalam pikiran. Dugaan tindak transaksi pencucian uang 300 triliun hanya sebatas alarm peringatan ada sesuatu transaksi perputaran uang yang masuk kategori mencurigakan.
Curiga berdasarkan data bukan tuduhan. Dugaan pencucian uang belum tentu terjadi di salah satu institusi pemerintahan, namun tidak mustahil justru ada di tiap institusi. Karena jejak digital itu menampilkan kronologis dan sebab akibatnya.
Contohnya sebut saja rekening atas nama Bunga yang berprofesi sebagai Pembantu Rumah Tangga, mendadak bersaldo 5 milyar. Siapa yang tidak curiga. Bunga itu pembantu di rumah pejabat siapa? Data PPATK tidak terbantahkan mencatat setiap rupiah yang bergerak berpindah. PPATK hanya menampilkan catatan transaksi keuangan, entah senyatanya terjadi transaksi, atau Bunga hanya pura-pura membeli Rubicon dari Paijo tukang kebon. Logika kepantasan itulah yang patut diduga.
Siapa yang berkewajiban mengusut, pastinya bukan Mahfud yang sudah hampir muntah kekenyangan persoalan yang negara yang ditelannya, diurusnya. Siapa yang berteriak paling kencang menyalahkan tanda alarm yang dibunyikan Mahfud MD? Yang pasti bukan Bunga, atau Pak Dhe Karjo tukang pijat keliling. Tapi suara dari mereka yang merasa terancam praktek pencucian uang haram yang bersertifikat halal karena aman melakukan selama bertahun-tahun.
Mahfud MD memahami hukum dengan “kaca mata kuda”. Fokus jalan lurus di depan tidak peduli apalagi terpengaruh pandangan lain. Kalaupun tiba-tiba ada yang menyeruduk dari kanan atau kiri, itulah resiko fokus pandangan ke depan. Jatuh lalu bangun, berlari lagi tetap dengan kaca mata kudanya.
Para benalu Republik ini cukup terganggu dengan keras kepalanya Mahfud yang sedang melawan kebuntuan sistem penegakan hukum. Salah satu Panglima hukum Jokowi yang setia menjadi bemper. Seberapa kuat Mahfud bertahan, bukan itu yang terpenting. Namun sebanyak apa dia memberi contoh kepada kita untuk bersuara selirih atau seserak apapun.
Dia tidak sedang mencari suara, tetapi keberanian bersuara, menyuarakan sesuatu, selalu dikerubuti suara sumbang. Itu suara langka yang hanya dimiliki orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.
Tabik “Pak Item” Mahfud MD
***
Redaksi Suluhnusantaranews (DahonoPrasetyo)