Pembangunan jembatan Otto Iskandardinata (Otista) akan dilaksanakan pada bulan April 2023 mendatang. Adanya pembangunan jembatan itu, Jalan Otista bakal ditutup selama sembilan bulan. Satlantas Polresta Bogor Kota pun telah menyiapkan rekayasa lalu lintas di Jalan Otista tersebut.
Ada beberapa skema pengalihan arus pada jalan-jalan di jalur sistem satu arah (SSA).
Gambaran skema arus (flow) usulan simpang Tugu Kujang dan simpang Amaris:
Dari simpang Tugu Kujang sampai dengan simpang Amaris dibuat dua arah, tidak ada lagi yang mengarah ke jembatan Otista.
Arus yang dari arah Baranangsiang menuju seputaran lokasi Botani berputar di simpang Tugu Kujang.
Arus yang dari arah Jalan Bangka belok kanan selanjutnya dapat ke arah Baranangsiang atau belok kiri ke simpang Amaris.
Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor, masih mematangkan perubahan sejumlah trayek angkot di Kota Bogor yang terkena imbas revitalisasi atau pembangunan ulang Jembatan Otista di Jalan Otista.
Ketua Organisasi Angkutan Darat Kota Bogor, M. Ishak mengatakan, terkait perubahan trayek angkot yang belum final sampai saat ini masih dibahas bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor.
“Karena banyak sekali. Hampir 50 persen angkot di Kota Bogor yang lewat Jalan Otista akan terganggu semua,” kata M. Ishak
Dalam kesempatan ini, Organda tetap mendukung program pemerintah untuk pembangunan Kota Bogor. Dimana, Pemkot Bogor bakal merevitalisasi Jembatan Otista.
Asalkan dengan catatan, bahwa pengaturan penerapan lalulintas baru nantinya tidak merugikan sopir angkot dan pengusahanya. “Tapi, kalau (bicara) dirugikan pasti ada kerugian,” ucap dia.
Ishak sempat mengusulkan agar dibuatkan jembatan darurat di sekitaran Jembatan Otista pada saat pembangunan. Hanya saja, usulan itu tidak memungkinkan untuk dilakukan.
“Mankanya kami mengusulkan untuk dikaji lagi. Karena kegiatan pasar pun akan berpindah ke Pasar Jambu Dua juga,” papar dia.
Apalagi saat penerapan rekayasa lalulintas yang baru berlangsung, M. Ishak juga tak menampik akan ada keluhan baik dari supir angkot, dan pengusahanya.
“Namun, dalam menyikapi keluhan tersebut, harus ada dan kami lihat solusi untuk menjawab keluhan itu,” imbuh dia.
Trayek Dua Koridor Biskita Transpakuan dan 13 trayek angkutan umum di Kota Bogor bakal berubah terkena imbas revitalisasi Jembatan Otista.
Kepala Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo mengatakan, berdasarkan kajian yang dilakukan, ada dua koridor Biskita Transpakuan dan lima trayek angkot utama, serta delapan trayek angkot yang bersinggungan terdampak penutupan Jalan Otista.
Atas itu, pihaknya bersama Organda Kota Bogor tengah menggodok untuk mengeluarkan contingency plan trayek selama pengerjaan revitalisasi Jembatan Otista.
“Ini yang kami masih pikirkan. Dishub sendiri dengan Organda sedang menggodok untuk mengeluarkan contingency plan,” kata pria yang akrab disapa Danjen.
“Kalau memang itu cocok, nanti pergerakan orangnya ada dan pelayanannya ada. Kalau mereka memang suka ya akan dialihkan tetap. Yang pasti kami akan mengeluarkan SK trayek sementara dulu karena ada contingency plan,” sambung dia.
Diketahui, Pemkot Bogor melalui Dishub telah menetapkan rekayasa lalulintas di seputar Sistem Satu Arah (SSA) Kota Bogor.
Rekayasa lalulintas sendiri diterapkan menyusul revitalisais Jembatan Otista yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini
Sebelumnya, Pemkot Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) akan melakukan uji coba rekayasa lalulintas di sejumlah ruas jalan yang ada di Kota Bogor.
Dedie A Rachim (Wakil Walikota Bogor) berharap skema rekayasa lalu lintas tersebut dapat dikoordinasikan oleh Jajaran Raya, baik Polresta Bogor Kota, Korem 061/Surkayencana, Kodim 0606.
“Mudah-mudahan semuanya bisa memberikan masukan bagi kita membuat rekayasa lalu lintas yang pas untuk Kota Bogor,” imbuhnya.
Dedie menargetkan akhir bulan ini, Pemkot Bogor dapat mengeluarkan skema rekayasa lalu lintas sebelum dimulai revitalisasi Jembatan Otista.
Wali Kota Bogor, Bima Arya mengungkapkan rekayasa lalu lintas akan diumumkan pekan depan. Ia mengatakan skenario itu akan disosialisasikan secara masif kepada masyarakat.
Dalam rapat koordinasi tersebut, Bima berpesan agar sosialisasi dilakukan secara visual dengan bantuan animasi sehingga masyarakat dengan mudah memahaminya.
Sebagai informasi, Pemkot Bogor akan merevitalisasi ruas Jembatan Otista, Kecamatan Bogor Tengah. Hal itu dilakukan untuk mengatasi masalah kemacetan yang kerap terjadi di wilayah itu karena adanya penyempitan jalan atau bottle neck.
Proyek revitalisasi ini didanai Bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp50 miliar. Proyek tersebut rencananya dimulai pada Bulan April 2023 dan ditargetkan rampung selama 9 bulan.