Belum pernah ada dalam sejarah FIFA berani Banned (melarang/membatasi) Indonesia. Karena pangsa pasar “sepakbola” di Indonesia terlalu mahal jika untuk dibanned oleh FIFA.
Prediksi penulis, ujung dari masalah penolakan banyak pihak kepada Timnas Israel di Piala Dunia U 20 ini selesai, dan FIFA akan menghindari keputusan banned ataupun menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
Alasan utamanya, pangsa market penggemar sepakbola di Indonesia diakui FIFA sebagai salah satu potensi terbesar di muka bumi. Kita ambil contoh misalnya jumlah penggemar Liverpool atau biasa disebut Liverpudlian di Indonesia memiliki jumlah penggemar dua kali lipat lebih banyak daripada di kota asal Liverpool sendiri.
Liverpudlian Indonesia itu setara 20 Juta Fansbase (berdasar data Sport Ilustrated tahun 2010) yang menghantarkan Liverpudlian sebagai Fansbase club terbesar di Indonesia.
Setara dengan fansbase MU, Manchester City, AC Milan, Barcelona, Madrid, Internisti, PSG. Negara mana pemilik fansbase terbesar di dunia. Berdasarkan data, Indonesia pemegang rekor terbesar.
Jika FIFA banned Indonesia, sama saja memutus hubungan kausalitas Bisnis Fansbase Klub klub besar Binaan FIFA. Kausalitas Bisnis klub binaan ini setahun diduga pada kisaran 2 hingga 2,5 trilyun rupiah. Itu merupakan 35% “pendapatan tetap” bagi FIFA – organisasi swasta yang setara memiliki organisasi kepemerintahan.
Kedua adalah kausalitas netizen, sepakbola kekinian tidak bisa meninggalkan jagat maya. Untuk diketahui FIFA saat ini sedang mempersiapkan perangkat Jagat Maya TV nya – Live Soccer – yang nantinya pengguna jagat maya bisa melihat langsung 24 jam siaran langsung bola dari jagat mayanya masing-masing dengan sistem berbayar keagenan.
Akankah FIFA banned pemilik Jagat Maya terbesar di dunia? Sepertinya mustahil jika berbicara bisnis.
Indonesia pemilik 120 juta akun Facebook, 85 Juta Akun Instagram, 33 juta akun twitter, 25 juta akun YouTube dan tembus 20 juta akun Tiktok.
Opsi terbaik bagi bisnis dan kehidupan FIFA adalah menghindari untuk memberi Banned Indonesia dan Piala Dunia U 20 yang sedang panas terkait issue zionis Israel. Putaran final akan tetap berlangsung dengan memindahkan penyelenggaraan ke negara dunia ketiga lain dengan kesiapan infrastruktur setara dengan Indonesia. Bisa di Amerika selatan atau di negara asia lainnya.
Opsi obyektif lainnya adalah dengan mencoret keikutsertaan Timnas Israel dalam putaran final Piala Dunia U-20 dengan alasan perkembangan keamanan yang kurang kondusif.
Berbekal kondisi tersebut di atas, lobby petinggi PSSI sebagai badan tertinggi penyelenggara sepakbola di Indonesia, cq Erick Thohir, punya bargening possition yang kuat untuk tetap menyelenggarakan Piala Dunia U-20, minus Timnas Israel.
Kita tunggu realisasinya.
***
Koresponden sepakbola Suluhnusantaranews (Aven Januar)