Israel Dijadikan Pengalihan Isu PSSI Atas Amburadulnya Persiapan Penyelenggaraan Event Dunia

PSSI

Berikut data dan fakta di Lapangan yang dirangkum dari berbagai sumber :

1. Venue pertandingan yang akan menggelar Piala Dunia U 20 belum Siap, dari 6 Venue akhir tahun lalu yang berhasil di Verifikasi FIFA itupun verifikasi akhir januari kemarin menjadi hanya 4 stadion saja. Sedangkan yang 2 venue dianggap gagal oleh FIFA tapi tidak disebutkan namanya. 6 Stadion tersebut adalah:

1. Stadion Gelora Bung Karno – Jakarta,  kapasitas 78.193 penonton.
2. Stadion Jakabaring – Palembang,  kapasitas 25.575 penonton.
3. Stadion Gelora Bandung Lautan Api,  berkapasitas 41.500 penonton.
4. Stadion Manahan – Solo,  berkapasitas 25.000 penonton.
5. Stadion Gelora Bung Tomo – Surabaya,  berkapasitas 46.806 penonton.
6. Stadion Kapten I Wayan Dipta – Bali,  berkapasitas 25.705 penonton.

Selain memenuhi standar FIFA,  juga usia rumput yang harus minimal 3 bulan tanpa dipergunakan event lain, selain Piala Dunia U 20.  FIFA meragukan standar safety di seluruh stadion se Indonesia pasca kejadian tragedi Kanjuruhan Oktober tahun lalu.

2. Persoalan manajerial di dalam kepengurusan PSSI yang baru terbentuk pertengahan Februari 2023 lalu. Yang mana FIFA sedikit banyak terlibat dalam proses awal setelah kongres.  FIFA belum melihat niat baik kepengurusan PSSI untuk memperbaiki Liga dengan belum ditemukannya Format Liga 2  dan Liga 3. Karena dalam Statuta FIFA jelas mengatur persoalan keberlangsungan dan keberlanjutan Liga adalah Faktor Vital dalam perkembangan olahraga sepakbola di masa depan.

3.  Persoalan manajerial penonton atau suporter.  Dalam nota kesepahaman Ketua FIFA yang hadir 8 hari setelah peristiwa Kanjuruhan dengan Presiden Joko Widodo adalah persoalan penonton atau suporter bola.  Yang mana dalam Dukungan FIFA untuk agenda reformasi sepakbola Indonesia adalah persoalan suporter pasca tragedy. Tapi kenyataannya ada beberapa peristiwa kerusuhan suporter masih kerap terjadi seperti halnya di Stadion Jatidiri Semarang, 17 februari 2023 lalu.

4. Pengelolaan atau manajerial Roda Kompetisi berjalan yakni Liga 1 yang masih terjadi adalah sektor wasit yang masih terjadi kesalahan fatal dalam membuat keputusan di lapangan. Kesalahan fatal dan fundamen dalam membuat keputusan seorang wasit bisa membuat fatal kondisi pertandingan secara umum dan bisa menghambat perkembangan sepakbola di masa depan, demikian statuta FIFA mengatur. Selain FIFA berharap pencegahan skandal pengaturan skor yang kerap dimainkan oleh mafia bola bisa dieliminasi.  Bahkan dalam sisa Liga 1 berjalan terkesan Wasit beserta kesalahannya menjadi momok yang menakutkan bagi banyak klub profesional, dan PSSI terkesan melakukan pembiaran kesalahan wasit. Tak pernah ada sangsi atau bahkan pemecatan bagi wasut profesional yang melakukan kesalahan.

Terkait safety lainnya adalah FIFA menilai kondisi persepakbolaan Indonesia yang masih membahayakan bagi pemain sepakbola. Seperti yang terjadi pada pemain Madura united Ricky Ariansyah pada 6 maret 2023 lalu yang mencetak gol dan tidak sadarkan diri karena bertabrakan dengan kiper lawan. Peristiwa touch to touch atau body contact kerap terjadi dalam lapangan sepakbola tapi pembinaan bagi para pemain dan official tim dalam membuat pertandingan sepakbola harus lebih aman adalah sepenuhnya tanggungjawab pengurus PSSI.

5. Pengurus PSSI baru belum menunjukkan itikad baik dalam melakukan pemberantasan Mafia Bola dengan beberapa keputusan pra dan pasca pertandingan yang kerap berpihak pada klub tertentu. Pra pertandingan misalnya, banyak klub yang merasa dirugikan dengan jadwal pertandingan dan venue pertandingan yang tidak layak. Pasca pertandingan bahkan banyak klub profesional yang merasa dicurangi dalam pertandingan tapi tidak ada keputusan PSSI yang bisa memberikan keadilan bagi para klub profesional di Indonesia.

5 kegagalan utama PSSI ini yang menjadi latar belakang tinjauan keputusan FIFA untuk membatalkan gelaran Piala Dunia U 20 di Indonesia

Penolakan Israel hanya menjadi alibi politis. Ada ataupun tidak penolakan tersebut, Indonesia masih diragukan kemampuannya menyelenggarakan event akbar dari pertimbangan fakta yang terjadi.

Aven Januar
Pengamat Bola

Tinggalkan Balasan