PNIB : Radikalisme Dan Terorisme, Isu Penting Yang Dilupakan PSSI Dalam Penyelenggaraan Event Dunia

PNIB Menolak Khilafah

Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah menurut rilis FIFA sendiri karena kasus Tragedi Kanjuruhan dan ancaman kelompok Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme belum teratasi.

Seperti kita ketahui bersama, bahwasanya demo demo penolakan kedatangan Timnas Israel U20 dalam ajang Piala Dunia U 20 ini banyak dilakukan oleh berbagai kelompok, tak hanya PA 212, bahkan Abu Bakar Baasyir beserta para pengikut dan jemaahnya ikut berdemo dan mengibarkan bendera Khilafah.

AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) selaku Ketua Umum Ormas lintas agama budaya kebhinekaan, anti khilafah Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) menanggapi pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah dengan kacamata realistis. Bukan sekedar politis ataupun kepentingan gengsi olahraga.

“Dunia Internasional tahu jika Abu Bakar Ba’asyir dan para pengikutnya ini adalah sel sel terorisme aktif. Dalam konteks kacamata keamanan Internasional hal tersebut sudah sangat berbahaya, mengindikasikan adanya potensi serangan terorisme dalam ajang piala dunia U20 di Indonesia tersebut. Hal tersebutlah yang diduga kuat menjadi acuan FIFA untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20” jelas Gus Wal dalam wawancara dengan awak media Suluhnusantaranews.

Setelah aksi demo penolakan dari kelompok radikalisme, menyusul 2 Gubernur dari Partai PDIP menyatakan penolakannya. Sementara dari Sekjen PDI-Perjuangan, Hasto Kristiyanto juga menyatakan menolak Timnas Israel sudah dilakukan pada tahun 2022 saat Israel lolos putaran final piala dunia U 20. Disusul PKS dan PAN yang ikut menolak dengan alasan yang berbeda.

“Tanpa ataupun ada statement dari GP dan para petinggi Partai, Indonesia tetap batal menjadi tuan rumah karena kasus tragedi Kanjuruhan yang belum tuntas di mata FIFA. Itu pertimbangan utamanya yang kurang dipahami publik. Tidak hanya Israel, negara peserta lainnya dalam ajang Piala Dunia U20 juga takut para atletnya jadi sasaran serangan terorisme. Lebih penting lagi para penonton yang hadir dari berbagai negara. Indikasinya Karena massivenya demo demo penolakan Israel kemarin dilakukan tak hanya oleh PA 212, tapi juga dilakukan oleh Abu Bakar Baasyir beserta kelompoknya yang dicap sebagai kelompok teroris oleh dunia internasional. Kita bisa bayangkan psikologi para negara negara yang ikut pada ajang Piala Dunia U20 dalam bayang-bayang ancaman potensi terorisme dan radikalisme dari kelompok sarapatigenah” lanjut Gus Wal.

 

FIFA yang menjunjung tinggi fair play, sportivitas, anti kekerasan, anti peperangan dan anti rasial tidak hanya gelaran sepakbola. Disebutkan oleh FIFA dalam situs resminya,

Tragedi Kanjuruhan yang belum tuntas dimata FIFA tersebutlah yang paling kuat mempengaruhi keputusan membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah World Cup U20.

 

“Kegagalan Indonesia menjadi Tuan Rumah ajang besar Piala Dunia U20 ini hendaknya juga menjadikan pelajaran penting dan berharga bagi pemerintah, aparat penegak hukum dan rakyat Indonesia agar tidak membiarkan kelompok kelompok yang selama ini melakukan tindakan intoleransi, radikalisme gerakan khilafah terorisme berkembang dan berbuat semaunya di Indonesia tercinta ini.

Kalau terlalu dibiarkan berkembang ya beginilah akibatnya, sekelas ajang Piala Dunia U20 yang harusnya menjadi ajang bergengsi untuk menarik devisa dari para supporter, pundi pundi cuan dari kuliner, cindera mata, pemandu bakat sepakbola dunia melihat potensi skill bakat anak anak Indonesia pupus, bahkan Promosi Pariwisata juga gagal” papar Gus Wal.

 

“Pemerintah dan aparat penegak hukum wajib menindak tegas para pelaku Intoleransi, Khilafah Radikalisme Terorisme jika ingin Indonesia Aman Makmur Damai dan dipercaya oleh dunia Internasional. Tidak hanya event olahraga, tetapi investasi asing juga butuh jaminan keamanan. Kita sudah sering menyaksikan kelompok intoleransi melakukan aksi demo di lokasi investasi asing. Padahal bangsa ini butuh investasi asing agar maju dan berkembang. Kemakmuran untuk mereka juga, kaum intoleransi. Mereka tidak sadar kelakuannya menghambat kemajuan bangsa di setiap lini hanya gegara tergiur janji surga provokasi penceramah radikal yang tidak ingin bangsa ini maju” pungkas Gus Wal.

***

Koresponden Suluhnusantaranews Jatim (M.Alif)

Tinggalkan Balasan