PNIB : Selamat Bertugas Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel, Dukung Penuh BNPT Dan Densus 88 Tumpas Terorisme Sampai Kiamat

PNIB Dukung BNPT

Presiden Jokowi melantik Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada Senin (3/4/2023). Kepala BNPT yang dilantik Komjen Rycko Amelza Dahniel menggantikan Komjen Boy Rafli Amar yang memasuki masa purna tugas.

Kiprah BNPT sepanjang dibentuk oleh pemerintah hingga hari ini diapresiasi oleh Ormas lintas agama budaya dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB). Melalui ketua umumnya AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal ) berharap di bawah kepemimpinan Komjen Rycko Amelza Dahniel, BNPT bisa berperan lebih besar dalam menangani bahaya laten terorisme di Indonesia.

“BNPT selama ini menjadi lembaga kordinasi lintas instansi dalam pemberantasan terorisme. Para pelaku terorisme tidak dipungkiri masih berkeliaran di sekitar kita. Sementara bibit baru terorisme tumbuh subur dalam aksi radikalisme dan intoleransi yang masih sering kita terjadi. Awalnya dari aksi intoleransi saat dibiarkan meningkat menjadi aksi radikalisme dan jika itu terlambat diantisipasi maka lahirlah para teroris-teroris baru” jelas Gus Wal.

BNPT diharapkan menjadi garda terdepan penindakan pelaku terorisme bersama Densus 88 sebagai eksekutor di lapangan. Hasil pengamatan pola-pola pergerakan sel-sel teroris dikaji oleh BNPT, selanjutnya dilakukan penindakan oleh Densus 88.

“Pada masa kepemimpinan Komjen Pol Boy Rafli Amar, pemberantasan terorisme sudah berjalan dengan baik. Meskipun pada data dan fakta di lapangan masih sering kalah cepat dengan pergerakan pelaku teroris dalam merekrut anggota baru. Di tangan Komjen Rycko Amelza Dahniel, diharapkan BNPT lebih masif menindak kelompok-kelompok radikal yang meresahkan masyarakat. Pelaku radikalisme dari kelompok yang mengatasnamakan agama seharusnya mulai disikapi lebih serius sebagai potensi calon teroris. Seorang teroris tidak tiba-tiba menjadi teroris, selalu diawali dari tindak intoleransi dan radikalisme” imbuh Gus Wal kepada awak media Suluhnusantaranews.

Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel bukan sosok sembarangan. Prestasinya melumpuhkan gembong teroris Dr Azahari bersama kelompoknya pada tahun 2005 di Malang menjadikan karirnya melesat. Saat itu tergabung dalam tim khusus Bareskrim sebelum dibentuk BNPT maupun Densus 88 untuk memerangi terorisme.

“Berbekal kemampuan intelejen, Komjen Rycko diharapkan mampu mengungkap sel-sel tidur terorisme yang masih bersembunyi. Mereka ada disekitar kelompok Islam Radikal yang siap bergerak mengacaukan keamanan negeri ini. Selain itu juga program deradikalisasi juga mesti banyak dilakukan pembenahan. Tidak jarang pelaku teroris yang tertangkap pernah menjadi tahanan teroris sebelumnya. Jika tidak ingin dikatakan gagal, program deradikalisasi masih belum menemukan formula yang tepat mengantisipasi mantan napi teroris kambuhan yang masih berkeliaran. PNIB siap dan selalu konsisten mendukung penuh serta siap bekerja sama dengan BNPT, Densus 88, TNI dan Polri dalam melawan Intoleransi, Khilafah Radikalisme Terorisme dan politik identitas” tegas Gus Wal

“PNIB selama ini bergerak mandiri atas kesadaran bahwa tindakan intoleransi dari kelompok khilafah, FPI, HTI NII telah merusak bangsa. Satu lagi, gerakan politik identitas yang marak terjadi menjadi embrio terorisme jika tidak diantisipasi sedini mungkin” pungkas Gus Wal dalam pernyataannya.

***

Koresponden Suluhnusantaranews Jatim (M.Fadli)

Tinggalkan Balasan