Konsolidasi Dan Buka Puasa Bersama DPC GPM Sukoharjo Dengan Sesepuh Yayasan Marhaenis Sukoharjo

DPC GPM Sukoharjo

 

Konsolidasi dan buka puasa adalah dua konsep yang saling terkait dalam konteks kebersamaan dan hubungan antar individu atau kelompok. Konsolidasi merujuk pada upaya untuk mempererat hubungan, menyatukan, atau menggabungkan berbagai elemen menjadi satu kesatuan yang lebih kokoh dan efektif.

Sedangkan buka puasa adalah aktifitas yang dilakukan oleh umat Muslim sebagai tanda berakhirnya puasa di bulan Ramadan, di mana mereka berkumpul bersama untuk berbuka dan merayakan momen ini secara bersama-sama.
Konsolidasi dalam konteks hubungan sosial atau organisasional dapat mencakup berbagai hal, seperti memperkuat komunikasi, membangun kepercayaan, memperbaiki kerjasama, atau menyatukan visi dan tujuan bersama.

Konsolidasi yang baik dapat membantu mempererat hubungan, meningkatkan kualitas interaksi, dan memperkuat ikatan antar individu atau kelompok.

Dalam momentum Rabu 12 April 2023 di Soto Mas Jambul – Gentan Baki , GPM (Gerakan Pemuda Marhaen) DPC Sukoharjo melakukan silaturahmi yang dikemas dengan buka puasa bersama, karena buka puasa sebagai salah satu tradisi dalam agama Islam memiliki nilai konsolidasi yang kuat.

Dalam acara tersebut dihadiri oleh beberapa senior-senior penggiat Marhaen Sukoharjo. Pada kesempatan ini Ajiyono selaku ketua memperkenalkan seluruh pengurus DPC GPM Sukoharjo yan saat ini terdiri dari 11 pengurusn serta menunjukan SK GPM sebagai kepengurusan di Sukoharjo.

Ajiyono selaku ketua berujar kepada senior senior untuk selalu membimbing GPM -Gerakan Pemuda Marhaen di Sukoharjo bisa membumikan dengan sepenuhnya ajaran Marhaenisme Sukarno, sehingga relevan dalam kehidupan masyarakat dan mari berjuang bersama dalam ajaran Sukarno.

Di bagian lain Bapak Heru Samsidjo sebagai salah satau senior mantan Sekertaris DPC PDI Perjuangan masa awal PDI Perjuangan tahun 1999 menuturkan banyak penurunan ideologi nasionalis yang semakin tergerus, untuk bersatu dan bergerak dengan ajaran ajaran Soekarno.

Acara yang berakhir menjelang Sholat Isya Sukoharjo, dalam kesimpulan tersebut, MC dapat merangkum poin-poin utama yang telah dibahas selama acara. Menggarisbawahi pentingnya membumikan ajaran Marhaen di Kabupaten Sukoharjo, serta mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama berkontribusi dalam mengimplementasikan nilai-nilai Marhaenisme dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, diharapkan pesan kesimpulan tersebut dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat untuk mengadopsi ajaran Marhaen sebagai pedoman dalam membangun Kabupaten Sukoharjo yang lebih adil, berkeadilan, dan berkelanjutan.

***(Nonos, Reporter Suluhnusantaranews Solo)

Tinggalkan Balasan