Mindo Sianipar : Bung Karno Percaya Kemandirian Ekonomi Ada Di Tangan Pemuda, UMKM Adalah Jawabannya

Ekonomi Kerakyatan

Sosok legislator dari PDI-Perjuangan, Insinyur Teknik Kimia ITB, Ir. Mindo Sianipar (Cak Mindo) mendorong generasi muda melakukan terobosan melalui UMKM. Hal tersebut disampaikan bung Mindo, panggilan akrabnya, dalam pertemuan diskusi dengan Ketua Umum Ormas Pejuang Marhaenis Nusantara (PMN), Heru Subiyantoro

Redaksi Suluhnusantaranews berhasil merangkum hasil diskusi keduanya :

Mindo Sianipar : Presiden Joko Widodo telah menetapkan target digitalisasi usaha kecil dan menengah (UKM) sebanyak 10 juta UKM di tahun 2020. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), hingga saat ini baru 8 juta UKM yang telah terdigitalisasi. Dari data yang ada, kegagalan UKM di marketplace adalah karena produk dan pelaku belum siap, di mana pelaku UKM tidak dapat dihubungi ( komunikasi yang buruk) oleh konsumen dan produknya belum siap online.

Heru Subiyantoro : Betul saya sepakat Cak Mindo. Buruknya komunikasi itu menjadi bagian terpenting gagalnya sebuah interaksi yang menghasilkan transaksi. Padahal digitalisasi itu syaratnya merubah perilaku konsumen dari aktif menjadi interaktif kedua belah pihak. Kalau pemilik produk kalah sigap dengan penetrasi konsumen membahas/mempertanyakan produk, otomatis akan menghambat transaksi. Begitu kira-kira menurut saya, Cak.

Mindo Sianipar: Digitalisasi UMKM itu sebuah peluang besar. Dengan membatasi interaksi fisik dan mengurangi aktivitas di luar rumah UMKM tumbuh menjadi ekosistem digital untuk bertahan atau bahkan melaju ke trend pertumbuhan yang positif. Sayangnya, peluang tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh UMKM, karena dari sekitar 64 juta populasi UMKM di Indonesia, baru 13% saja yang terhubung ke ekosistem digital. Ini faktanya lho Cak Heru.

Heru Subiyantoro: Ya itulah persoalan di setiap daerah tidak jauh berbeda. Tidak usah jauh jauh, wilayah yang kini menjadi basis pemilih bung Mindo Sianipar Mojokerto, Jombang, Nganjuk dan Madiun masih belum maksimal terjamah digitalisasi UMKM. Sebagian besar itu wilayah pedesaan dengan basis pertanian dan perkebunan. Ini menjadi PR besar bung Mindo sebagai legislator yang mewakili dapil tersebut.

Mindo Sianipar : Betul Cak, saya memang sedang memetakan wilayah tersebut. PDI-Perjuangan sebagai partainya wong cilik akan konsen hal-hal terkait aspirasi masyarakat kelas bawah dalam menyikapi perkembangan jaman.

Heru Subiyantoro : Ormas PMN meskipun baru berdiri tetapi sudah berhasil memetakan wilayah tersebut. Menurut data BPS apabila dirinci di Kabupaten Mojokerto yang terdiri 18 Kecamatan dimana terdapat 299 Desa dan 5 kelurahan. Kabupaten Jombang  21 Kecamatan dimana terdapat 302 desa dan 4 Kelurahan, Nganjuk 20 kecamatan, 264 Desa dan 20 Kelurahan. Sedangkan Kab, Madiun 15 Kecamatan terdiri dari 198 Desa dan 4 kelurahan sementara Kota Mojokerto dan Madiun terdapat 6 Kecamatan dan 45 Kelurahan. Itu semua potensi ekosistim UMKM yang belum digerakkan.

Mindo Sianipar: Sepakat Cak, saya tambahkan data menurut data BPS 2021, pelaku UMKM di Kab Mojokerto terdapat 41291 orang dengan sebaran terbesar di Kec jetis sebanyak 1547 unit. Yang paling sedikit di Kecamatan Dawar Blandong sebanyak 469. Sementara di Kabupaten Nganjuk menurut BPS 2022 Jumlah UMKM adalah 57686 unit. Di kabupaten Madiun sebanyak 2100 unit begitu pula di Jombang terdapat 82000 unit belum termasuk Kota Mojokerto dan Madiun  Dari data sebesar tersebut memang sudah mulai melakukan pengelompokan dari berbagai jenis UMKM yang ada namun harapan kita sebagai bangsa yang besar demi menjaga iklim usaha di dunia UMKM maka generasi muda sebagai penopang masa depan bangsa harus didorong sebagai agen perubahan dalam menangkap berbagai peluang yang ada. Potensi kita begitu besar mulailah sesuatu yang kecil-kecil dari desa ke desa karena disitulah kaum Marhaen berada dan akan menjadi soko guru dari ekonomi bangsa. Dari putaran yang kecil-kecil itulah apabila dikolaborasikan dengan digitalisasi dan jaringan pasar bebas yang tak terbatas akan menjadi pondasi kita sebagai ekonomi kerakyatan, bukan ekonomi kapitalis.

Heru Subiyantoro: Inilah yang perlu kita sinergikan. Dari segi pertanian di daerah tersebut sangat kaya akan komoditi dimana Mojokerto utara dengan Polowijo, Cabe, bijih kangkung, untuk selatan banyak penghasil buah sayur dan segaala macam, belum lagi Jombang dngan Durian Wonosalamnya, Nganjuk dengan Bawang merahnya, Madiun dengan berbagai buah dan tentunya kesemua daerah tersebut merupakan lumbung beras yang luar biasa. Untuk mencapai tujuan tersebut  semua pihak baik dari pemerintah daerah yang ada harus saling berkolaborasi memberikan berbagai kemudahan segala perijinan, penyuluhan dan pengarahan. Jangan lagi dipersulit, bahkan ditakut-takuti dengan berbagai regulasi dan sanksi.

Mindo Sianipar: Saya akan terus mendorong kerjasama yang saling menguntungkan dan dalam hal ini juga masyarakat dengan berbagai kelompok. Harus diorganisir supaya tercipta persaingan yang sehat dan harmonis. Begitu pula PDIP sebagai partainya wong cilik siap menampung segala aspirasi guna mencapai kemandirian di bidang ekonomi. Mari sama-sama kita dorong semua pegiat UMKM untuk tidak segan-segan merapat ke Sekretariat PDI-Perjuangan dimana saja untuk mengorganisir diri dan berkolaborasi dalam memperkuat UMKM. Ibarat ada pribahasa sebatang lidi tidaklah kuat untuk melawan kekuatan kapitalis yang semakin masif tapi sebaliknya semakin besar ikatan lidi tidaklah mudah kapitalis untuk mematahkannya.

Catatan di akhir diskusi keduanya didapat kesimpulan sejarah bahwa: Bung Karno adalah sosok yang percaya pemuda bisa melakukan sesuatu yang besar untuk bangsa. Bung Karno  yang percaya bahwa kemandirian ekonomi lewat semangat usaha pemuda yang kuat bisa menjadikan kita benar-benar bangsa yang berdaulat, karena pemuda memiliki peran besar dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Harapan besarnya menurut bung Mindo meminta agar para pemuda terus berani berinovasi dan berkreasi untuk kemajuan bangsa.
*** Laporan Eksklusif Redaksi Suluhnusantaranews

Tinggalkan Balasan