PNIB : Jadikan Momentum Lebaran Bagi Polda dan Polres Lebih Konsisten Mengawal NKRI dari Bahaya Kelompok Intoleransi Khilafah Radikalisme Terorisme

PNIB Menolak Tunduk

Hari Raya Idul Fitri yang tinggal menghitung hari menjadi momentum bagi masyarakat untuk introspeksi. Bahwa kelompok Intoleransi, khilafah, radikalisme dan terorisme masih ada di sekitar kita. Aparat penegak hukum khususnya TNI dan Polri sebagai garda terdepan penjaga NKRI yang sudah bekerja secara optimal, layak kita apresiasi.

Di tahun politik ini kelompok anti kebhinekaan tersebut diperkirakan akan semakin masif bergerak. Ormas lintas agama, suku dan budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) kembali mengingatkan kewaspadaan kepada semua pihak akan potensi bahaya kelompok “sarabpatinggenah” yang senantiasa mengancam persatuan bangsa.

“Kelompok HTI, FPI, NII dan antek-anteknya masih ada di sekitar kita. Mereka bergerak mengatasnamakan politik identitas dalam dukungan Capres Anies Baswedan. Memenangkan calon presiden bonekanya dengan segala cara yang apabila tidak diantisipasi dengan ketegasan, akan membahayakan persatuan bangsa selanjutnya. Kemenangan calon Presiden dari kelompok pengusung Politik Identitas dipastikan akan membelah bangsa ini berdasarkan identitas suku agama dan ras. Kebhinekaan yang menjadi modal berdirinya bangsa ini tinggal menjadi kenangan. Dan kita akan disibukkan dengan perseteruan perbedaan yang berujung perang saudara” papar Gus Wal selaku Ketua Umum PNIB kepada awak media Suluhnusantaranews.com

Mewaspadai kelompok politik identitas sebagai ancaman disintegrasi bangsa senantiasa disuarakan PNIB baik dalam aksi di jalanan maupun berbagai media. Gus Wal menganggap masih ada waktu untuk merapatkan barisan melawan kelompok anti Pancasila tersebut. Negara dan masyarakat yang masih waras tidak boleh kalah dalam situasi apapun.

“Kepada aparat penegak hukum, khususnya Polda, Polresta dan Polsek di seluruh tanah air kami minta untuk lebih tegas menindak aksi intoleransi, orasi khilafah, pawai bendera khilafah, kampanye khilafah, panggung dakwah da’i dan ustadz provokator yang masih marak terjadi. Pembiaran akan melahirkan aksi lain yang lebih masif. PNIB Insya Allah tetap independen dan istiqomah di jalur perjuangan melawan kelompok sarabpatinggenah dengan segala keterbatasan yang ada. Bahkan jika hanya tinggal bermodal spanduk dan bendera merah putih, akan tetap kita lakukan. Kami tidak pernah gentar melawan mereka yang didukung dana tak terbatas. Bagi kami inilah jihad demi bangsa dan negara” lanjut Gus Wal.

PNIB menjadi satu-satunya ormas di tanah air yang konsisten dalam berbagai aksi penolakan kelompok khilafah, politik identitas, intoleransi dan radikalisme dimanapun berada. PNIB berjuang secara militan di daerah, namun senantiasa menghindari aksi anarkis. Tanpa bayaran, tanpa pesanan tanpa pamrih mendapat penghargaan.

“Kami hidup dan tetap bergerak dari hasil gotong royong kesadaran anak bangsa yang masih waras menyikapi situasi tanah air. Kami hanya berharap sinergi aktif dari aparat kepolisian dari pusat hingga daerah. Kami tidak butuh pengawalan seperti kelompok lain saat melakukan aksi. Jangan larang kami memasang spanduk Anti khilafah, politik identitas, penolakan penceramah provokator dan HTI. Spanduk kami tentang cinta NKRI, bukan provokasi ideologi. Aksi kader PNIB di seluruh tanah air bukan ancaman bagi NKRI, kami justru ancaman bagi pemecah belah NKRI. Dukung kami dengan tindakan pengusutan aktor-aktor benalu bangsa yang masih bebas berkeliaran. Itulah sesungguhnya tugas aparat yang sangat kami harapkan” lanjut Gus Wal.

“Sekali lagi kami harap kepada Polda, Polres dan Polsek dimanapun berada. Kita bersinergi saling berkerjasama menjaga NKRI ini. Kalau bukan kita siapa lagi. Aksi nyata kita sekecil apapun tidak ada yang sia-sia, kecuali hanya diam menyaksikan proses perpecahan bergerak bebas. Jangan sampai setelah bangsa ini menjadi Suriah, Afghanistan kita baru menyesalinya” pungkas Gus Wal.

***

Redaksi Suluhnusantaranews (Eriansyah)

Tinggalkan Balasan