Momentum deklarasi Ganjar Pranowo sebagai Capres dari PDI-Perjuangan sehari sebelum Lebaran dinilai mengejutkan banyak pihak. Tidak terkecuali Capres Prabowo Subianto dari Partai Gerindra.
Banyak kalangan memahami terpilihnya Ganjar Pranowo oleh Ketum PDI-Perjuangan Megawati sebagai Calon Presiden 2024 adalah hasil kerja lobby Jokowi selama beberapa tahun belakangan. Jokowi menempatkan Ganjar sebagai sosok penerus dirinya mendapat dukungan dari masyarakat.
Elektabilitas dan popularitas Ganjar tidak terbendung adalah kerja strategis Jokowi. Momen kebersamaan Jokowi dan Ganjar dalam berbagai acara menjadi simbol estafet politik. PDI-Perjuangan sebagai partai besar di tangan kader-kader terbaiknya, pemimpin dan para negarawan.
Kehadiran Prabowo Subianto di kediaman Jokowi dalam rangka silaturahmi hari raya Idul Fitri menyiratkan pesan respek paling dalam dari seorang Prabowo yang 2 kali sempat menjadi lawan politik Jokowi. Prabowo paham strategi percaturan politik Jokowi tidak bisa dikalahkannya.
Pertemuan Jokowi dan Prabowo sehari usai deklarasi Capres Ganjar Pranowo menjadi bahasa simbol. Dialog mereka di meja makan normatif tidak berbicara politik. Strategi “sowan” Prabowo kepada Jokowi mengagendakan upaya melipatgandakan empati Prabowo kepada Jokowi.
Setelah resmi jadi Capres, kemungkinan momen kebersamaan Jokowi bersama Ganjar akan berkurang intensitasnya. Ganjar yang kemudian fokus konsolidasi strategi pemenangan, dan Jokowi yang fokus melanjutkan sisa jabatannya.
Memperbanyak ekspose kebersamaan bersama Jokowi akan dilakukan Prabowo di sisa waktu pendaftaran Capres dan Cawapres oleh KPU. Akankah kemudian keinginan Prabowo bisa diusulkan Jokowi menjadi Cawapres Ganjar? Pendekatan itulah yang sedang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra yang. Mengekor momentum Jokowi adalah strategi menjaga popularitas Prabowo.
Akankah Prabowo menjadi Cawapresnya Ganjar? Kita tunggu momentum kedekatan mereka selanjutnya.
***
Redaksi Suluhnusantaranews (Dahono Prasetyo)