Salah satu ormas kepemudaan, Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) yang sempat dibangkitkan eksistensinya pada tahun 2018, akhirnya mendapatkan pengakuan legalitas hukum keberadaannya. Setelah sempat mengalami pergesekan di internal dalam kepengurusan, kini GPM kembali hadir dengan prespektif baru.
GPM yang dalam sejarahnya menjadi ibu kandung tokoh Nasionalis Marhaenis, melahirkan sosok pemimpin berideologi Marhaenisme Soekarno, kini mulai berbenah. Tokoh-tokoh Marhaenis bersatu dalam wadah organisasi nasional GPM.
Banteng-banteng militan Marhaenis kembali pulang kandang melanjutkan perjuangan ideologi untuk selanjutnya mewariskannya kepada kader kader baru. Dinamika dalam organisasi GPM menjadi pelajaran penting, bahwa mempertahankan marwah ideologi jauh lebih sulit daripada melahirkan organisasi baru.
GPM mampu bertahan dalam ancaman infiltrasi penyusupan kader-kader yang mengaku Marhaenis, tetapi ternyata melupakan “jas merahnya”. Di bawah kepemimpinan Ir Izedrik Emir Moeis, M.Sc GPM berdiri dalam gerbong dukungan suksesi Ganjar Pranowo.
Marhaenis-nya Ganjar Pranowo bertemu dengan Marhaenisnya GPM bersatu menjadi magnet perjuangan. Dialektika Marhaenisme Ganjar dan GPM berjalan beriringan berbagi peran kepemimpinan dan regenerasi.
“GPM sudah kembali satu, tidak ada GPM kubu A atau kubu B. Legalitas hukum dan logo juga cuma satu, tidak mungkin ada yang lain mengklaim kepemilikannya. Banteng-banteng Marhaenis silahkan pulang kandang bersama GPM dan Ganjar Pranowo. Perjuangan kita belum selesai, butuh bergandengan tangan untuk mempertahankan NKRI” ucap Willem Maximiliaan Tutuarima, SH selaku Ketua Dewan Pembina GPM kepada awak media Suluhnusantaranews yang mewawancainya.
Sementara itu di tempat terpisah melalui sambungan telepon, Sekjen GPM Ir. R. Satyo Hadi Wibowo menyampaikan pernyataannya.
“GPM sudah terbentuk kepengurusan DPD di 33 Propinsi dan 124 DPC di seluruh Indonesia. Targetnya sebelum 2024 kita sudah lengkap di terbentuk kepengurusan di 34 Propinsi dan 350 kota/kabupaten. Gerbong Marhaenis sudah merata di semua propinsi, siap mewarnai kiprah organisasi kepemudaan di tanah air” jelas Satyo.
Di tahun politik 2023 ini menjadi momentum banteng pulang kandang ala GPM. Kebangkitan GPM menjadi jalur dukungan kemenangan Ganjar di gerbong ideologi. Kaum Marhaenis tetap hidup dan berkesinambungan mewarisi cita-cita salah satu Founding Father Ir Soekarno.
***
Redaksi Suluhnusantaranews (Dahono Prasetyo)