PNIB : Kuatkan Nasionalisme Kebangsaan, Agama dan Budaya Nusantara, Agar Indonesia Tak seperti Sudan Suriah Afganistan

Nasionalisme Kebangsaan

Kembali kita mendapat pelajaran berharga dari konflik perebutan kekuasaan di Sudah. Perang saudara pecah karena politik identitas dan penegakan Syariat Islam yang ditentang banyak warganya.

Sudan dipimpin rezim Presiden Omar Hasan Ahmad al-Bashir yang menegakkan syariat Islam secara diktator membuktikan konsep negara Islam di era demokrasi saat ini tidak efektif dan rentan terjadi perang saudara.

Ketua umum Ormas lintas agama dan budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) Gus Wal memberikan tanggapannya terkait perang di Sudan.

“Konsep negara khilafah Islamiyyah di negara-negara timur tengah sudah terbukti menimbulkan perang saudara. Sudan, Suriah Afghanistan menjadi korban kepentingan kekuasaan diktator mengatasinya Agama. Kita seharusnya berkaca pada itu semua jika Indonesia penolakan PNIB pada gerakan khilafah, HTI dan NII yang terjadi karena kita berpikir masa depan bangsa di kemudian hari. Jangan sampai kerukunan umat beragama, budaya dan tradisi yang sudah harmoni sejak dahulu menjadi sumber perpecahan” jelas Gus Wal kepada awak media Suluhnusantaranews.

Lebih jauh Gus Wal menyampaikan pandangan terkait Nasionalisme dan Kebangsaan yang harus diutamakan daripada ego Agama.

“Saya sendiri muslim, tapi tidak menginginkan Indonesia menjadi negara Islam. Para pendiri bangsa sudah sepakat kita negara kesatuan yang menjunjung tinggi perbedaan suku, agama dan budaya. Meskipun kita mayoritas negara muslim tetapi tidak lantas menjadi negara Islam. Nasionalisme dan kebangsaan lah yang membuat NKRI ini masih ada sampai detik ini. Kelompok-kelompok intoleransi, radikalisme dan terorisme hanya jadi kuda tunggangan kepentingan asing yang ingin menguasai Indonesia. Kalau mereka berkuasa kita akan disibukkan dengan klaim paling benar, paling kuat dan paling berhak masuk sorga” lanjut Gus Wal.

Memperkuat tali kebangsaan dengan membumikan Pancasila menjadi tugas penerus bangsa. Bagi yang tidak setuju dengan Pancasila dan ingin mengganti ideologi negara, Gus Wal menyarankan untuk pindah ke negara lain.

“Sorga dan neraka ada pada hak prerogatif Allah SWT, bukan kita yang mendoktrin apalagi menentukan . Jangan sampai demi memburu sorga kita lakukan dengan cara me-neraka-kan orang lain” tutup Gus Wal.

***Reporter SN (M.Sadil)

Tinggalkan Balasan