Rasa persatuan, rasa senasib sebangsa, muncul “bawang di mata” saat Jokowi meresmikan aneka infrastruktur di Papua. BBM satu harga, melebihi imajinasi siapapun.
Siapa yang mimpi, Sulawesi punya kereta api. Kita bangga sebagai Indonesia saat berdiri di perbatasan. “Pemerataan (Indonesia sentris), Ini yang kita tunggu, sejak lama”, ucap batin kita.
Imajinasi “Indonesia negara maju” hadir dalam semua event negara : Asian Games, KTT G20, Pameran Hanover Messe, KTT Asean hari ini. “Indonesia selalu membuat standar (tinggi) baru, dalam perhelatan dunia,” komentar rutin perwakilan dari luar negeri.
Indonesia kokoh “negara bukan kaleng kaleng”, saat dituntut untuk ekspor mineral mentah.
Rapat yang singkat, peresmian yang singkat, tapi banyak waktu berinteraksi dengan masyarakat, adalah cara kepala negara hadir di era Jokowi.
Contoh, tol diresmikan sedikit orang, sambutan pendek, tandatangan, salaman, sudah.
Padahal “alur benar birokrasi” : laporan kasie, ke kabiro, kabiro ke ke dirjen, dirjen ke menteri, menteri ke Presiden. Hasilnya : (ABS) “Indonesia baik-baik saja kok, Pak”. Siapkan seremonial.
Jokowi beda. Jokowi hadir di lapangan. Informasi yang tepat akan hasilkan keputusan tepat.
Tinjauan di Lampung, Jokowi memilih mobil, dibanding helikopter yang menunggu. Jokowi memilih rute beda dari yang sudah diagenda. “Cari rute jalan yang parah”.
Ringkasnya, imajinasi kita hari ini, 100% sudah diikat Jokowi ke masa depan. Masyarakat bebas ikut bersuara. Suara netizen bisa lebih berdampak dari demo mahasiswa. “Satu pemuda merubah dunia”, jadi kenyataan.
Karenanya, 2024, jangan sampai salah pilih. Jangan imajinasi kita malahan berkurang. Berkurang oleh bahasan orde baru bangkit, peristiwa 98, pemimpin emosional, protokoler kaku dan tidak familiar sosmed.
Sudah tahu dong maksudnya?
KIBAR INDONESIA
#Rakyat_BersamaJokowi
#7RekamJejak_PenerusJokowi
#No.5_BiasaDialog/Sosmed
#2024Kibar_KawalBangsa
#Kibar Indonesia
***La Ode Budi
Komentar Terbaru