Apa ciri gaya kepemimpinan presiden Jokowi? Satu dari beberapa yang dikenal adalah pemikiran yang out of the box. Jokowi bosan dengan budaya rutinitas yang kaku dan penuh seremonial. Jokowi selalu berusaha menampilkan sesuatu yang penuh inovasi. Maka jangan kaget di banyak event kita akan terkagum dengan konsep acara yang berbeda, lain dari biasanya dan tidak monoton.
Terlalu banyak jika dijabarkan di sini soal apa saja konsep yang penuh inovasi tadi. Sebagai contoh saja: upacara HUT RI di istana, penerimaan tamu negara, event internasional (Asian Games, KTT G20, KTT Asean dll). Tidak hanya dalam konsep acara saja kan, bahkan kegiatan pribadi pun banyak mengalami sesuatu yang dadakan, sesuatu yang berbeda.
Seperti yang terbaru, di mana ada pertemuan para pimpinan negara membahas hal-hal yang sudah diagendakan, di dak kapal vinisi. Hanya ada di KTT 42 Asean di Labuan Bajo, NTT. Dan gaya-gaya out of the box Jokowi in ditiru banyak orang, banyak pemimpin, di banyak negara. Inilah yang diistilahkan Jokowi sebagai terobosan atau lompatan. Tantangan zaman sudah berubah maka kita tidak mungkin begini-begini saja.
Jokowi adalah tipe pemimpin yang selalu aktif. Aktif bergerak dan aktif berpikir. Semua yang dilakukannya didedikasikan sepenuhnya untuk Indonesia Maju. Indonesia yang maju diharapkan berdampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Pemikiran out of the box Jokowi tidak hanya terjadi dalam kegiatan maupun konsep acara, namun juga mengelola bangsa dan negara besar ini.
Beberapa pakar kebijakan publik menyorot Jokowi sebagai the master of nation policy. Salah satu kebijakan strategisnya yang dipandang berani dan out of the box yakni terkait nasionalisasi dan hilirisasi hasil tambang. Jokowi dianggap siap untuk tidak populer baik di mata dunia maupun di kalangan rakyatnya. Hal ini semata karena Jokowi melihat hal yang jauh lebih global dan fundamen.
Termasuk juga kebijakan penanganan Pandemi Covid 19 yang dikenal dengan “Gas dan Rem”. Jokowi tidak hanya membebek mengikut model kebijakan yang sudah-sudah ataupun mengambil dari negara lain. Dia berani melakukan terobosan dan lompatan itu. Banyak sekali yang sudah menjadi “korban” dari kebijakannya itu termasuk pelayanan publik bagi birokrasi pemerintah.
“Singkirkan banyak kertas dan ganti dengan yang mudah, simpel dan cepat yakni digital ataupun online”, mungkin kira-kira seperti itu pemikirannya. Terbukti kini masyarakat memiliki kepuasan yang tinggi terhadap kinerja presiden sebesar 82%. Bagaimana mungkin sesuatu yang sudah diterima baik oleh masyarakat ingin diubah? Media Tempo mengatakan tidak akan ada angin perubahan pada pilpres 2024.
Analisa Tempo ini didasari kemungkinan yang akan menjadi kandidat kuat terpilih sebagai presiden adalah “all jokowi’s men”. Jika memang sudah baik lalu mengapa harus ada perubahan? Seyogianya justru dilanjutkan bahkan ditingkatkan. Untuk itu pula Jokowi memang berkepentingan agar pelanjut tongkat estafetnya adalah pemimpin yang mau dan bisa melanjutkan kerja, bukan yang mau merubah.
Sayangnya, kadang tidak banyak orang yang bisa memahami, mengikuti alih alih mampu merepresentasikan pemikiran out of the box nya Jokowi. Di kalangan menteri pembantu presiden, hanya ada beberapa nama yang mampu menterjemahkan ide-ide gila Jokowi diantaranya: Basuki Hadimuljono, Mahfud MD, Erick Thohir, Sri Mulyani, Retno Marsudi, dan Luhut Panjaitan. Selain itu tidak cukup menjanjikan..
Menteri lainnya hanya pelaksana yang tidak bisa mengikuti irama rock n roll yang dibawa Jokowi. Menteri lainnya masih menggunakan mindset lama. Masih tersisa waktu setahun lebih dan sebenarnya masyarakat masih ingin terus menanti gebrakan baru Jokowi yang out of the box. Oktober 2024 sudah pasti Jokowi lengser. Sepertinya baik juga jika rakyat bersama relawan akan membuat acara pelepasan secara out of the box yang penuh surprise.
Rencana ini sudah lama terdengar dan digagas. Hanya bagaimana persiapan detailnya tentu masih menunggu proses pemilu 2024 lewat dulu. Jokowi telah banyak melahirkan pembaruan untuk bangsa ini melalui karya-karya out of the box nya. Tidak perlu khawatir, karena setiap melihat kemajuan, maka rakyat akan selalu mengingat Jokowi. Karena apa? Jokowi adalah kita, dan kita adalah Jokowi. Bukan pemujaan, tapi seperti yang dibilang Anies, lihat track record.
Terlalu komplit mengumpulkan track record Jokowi. Mulai dari pribadinya, kinerjanya, ide gagasan dan pemikirannya, keluarganya, sampai apa yang Jokowi kenakan bisa menjadi track record. Tidak perlu pula mencari-cari ataupun membuat track recordnya, karena rakyat akan bercerita. Tidak hanya rakyat Surakarta tapi seluruh Nusantara mulai NAD hingga Papua. Bahkan saat ke LN pun ada yang akan menyimpan track record itu. Tabik.
Komentar Terbaru