Suluhnusantaranews. KTT Asean ke 42 yang diselenggarakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sukses digelar pada tanggal 10 Mei 2023. Sejumlah delegasi negara Asean, jurnalis dan tamu undangan dari luar negeri berkumpul di Labuan Bajo membahas issue regional dan Internasional. Presiden Jokowi membuka KTT dengan harapan kerja sama negara Asean tetap terjalin di tengah issue resesi global.
Namun tidak banyak diberitakan, salah satu kunci kesuksesan acara Internasional tersebut adalah peran Densus 88. Pada tanggal 6 Mei 2023 tim Detasemen Khusus anti teroris berhasil menangkap seorang terduga teroris di pinggir kota Labuan Bajo.
NN seorang pria berusia 21 tahun, ditangkap Tim Densus 88 tanpa perlawanan. Terduga NN, diketahui telah lama mempersiapkan diri untuk melakukan aksi amalliah pada acara KTT Asean. NN yang putus sekolah diduga kuat bagian dari jaringan Khilafatul Muslimin
Ketua Umum Ormas lintas agama budaya dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), Gus Wal mengapresiasi kesigapan Densus 88 mengantisipasi potensi aksi teroris.
“Kita bersyukur memiliki Densus 88 yang bekerja senyap memberantas aksi radikalisme dan terorisme yang masih bersembunyi di sekitar kita. Inilah bukti nyata tugas bela negara dari institusi Polri bekerjasama dengan TNI. Tidak ada ruang bagi pelaku teroris yang berasal dari kelompok garis keras, khilafah, JAT, JAD, maupun FPI, HTI dan sejenisnya untuk menjalankan aksi terorisme nya” tegas Gus Wal melalui sambungan telepon dengan awak media Suluhnusantaranews.
Seperti yang dikabarkan berbagai media, sel-sel tidur pelaku terorisme berkolaborasi ke dalam kelompok Islam garis keras. Mereka melakukan perekrutan dan penggalangan dana untuk melancarkan aksinya.
“Kelompok Khilafatul Muslimin sudah beberapa kali berkonfrontasi dengan kami para kader PNIB. Karena kami meyakini gerakan mereka mendompleng dan berkedok Muslim sudah terdeteksi tempat berkumpulnya pelaku teroris. PNIB berkolaborasi dengan TNI, Polri dan Densus 88 tidak akan tinggal diam mengantisipasi pergerakan mereka. Mereka bisa lebih berbahaya saat melakukan aksinya dibanding FPI, HT, Jama’ah Islamiyyah yang menjadi musuh kita bersama. Ini fakta yang tidak terbantahkan” tegas Gus Wal.
Sinergi TNI, Polri dan Densus 88 bersama elemen masyarakat sewajarnya terus dijaga kesinambungannya. Teroris adalah musuh bangsa, mereka bersembunyi mengatasnamakan Agama. Berjihad untuk perjuangan kemuliaan namun sesungguhnya berseberangan dengan kemanusiaan.
“Agama apapun tidak mengajarkan menghancurkan umat lain. Tidak ada dalil maupun ayat yang menyatakan itu. Kesalahan kelompok sarapatigenah dalam menafsirkan jihad didasari dendam, menjadikan mereka berbuat di luar kemanusiaan. Masyarakat sudah waktunya memilah mana perjuangan yang dimanfaatkan oleh kepentingan kelompok dan mana perjuangan untuk kepentingan agama dan bangsa. Sekali lagi bravo TNI, Polri dan Densus 88 yang setia mengawal NKRI dari bahaya laten intoleransi, khilafah, radikalisme dan terorisme” tutup Gus Wal di akhir wawancara.
***Redaksi Suluhnusantaranews.
Komentar Terbaru